Peneliti di Inggris Temukan Bukti Adanya Penurunan Antibodi terhadap Virus Corona

- 27 Oktober 2020, 14:56 WIB
Ilustrasi sistem kekebalan tubuh menangkal Covid-19.
Ilustrasi sistem kekebalan tubuh menangkal Covid-19. /Pixabay/Bruno

PR BANDUNGRAYA - Baru-baru ini, peneliti dari Imperial College London, Inggris, telah menemukan bahwa antibodi tubuh manusia pada populasi Inggris kian menurun sepanjang musim panas ini.

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Reuters, para peneliti dikabarkan telah menelusuri tingkatan antibodi pada populasi masyarakat Inggris sejak gelombang pertama pandemi Covid-19 bulan Maret dan April.

Penelitian ini nampaknya mengacu pada kekebalan tubuh yang terus menurun karena perlindungan setelah terinfeksi virus, bisa jadi tidak memiliki dampak jangka panjang.

Baca Juga: Asia Artist Awards Rilis Daftar Line-up Idol Kedua yang Akan Memeriahkan Acara Tahun Ini

Berdasarkan penelitian di Inggris tersebut, telah ditemukan bahwa rata-rata kekebalan tubuh berkurang dari 6 persen populasi pada akhir bulan Juni menjadi hanya 4.4 persen di bulan September.

Hal itu dapat menunjukkan prospek penurunan kekebalan tubuh populasi sebelum gelombang kedua yang telah membuat beberapa tempat terpaksa melarang dan menutup akses beberapa minggu ke belakang.

“Kami dapat melihat antibodi tersebut, dan antibodi itu mengalami pengurangan jumlah, sementara kami juga tahu bahwa antibodi sendiri cukup protektif,” tutur Wendy Barclay selaku Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London.

Baca Juga: Operasi Zebra Digelar Selama Dua Pekan Dibarengi Operasi Yustisi, Berikut 5 Pelanggaran Tematiknya

Meski demikian, kekebalan tubuh terhadap virus corona atau Covid-19 merupakan sistem yang rumit dan kompleks.

Sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona juga dapat dibantu dengan adanya sel T dan sel B yang menstimulasi secara cepat pertumbuhan antibodi setelah tubuh terpapar virus.

Orang-orang yang telah menjalani tes PCR dan terkonfirmasi positif Covid-19 dilaporkan tidak terlalu terlihat jelas mengalami penurunan antibodi, dibandingkan dengan orang-orang tanpa gejala yang tidak menyadari bahwa mereka telah terpapar.

Barclay juga menyebutkan bahwa penurunan terus menerus antibodi belum tentu berhubungan dengan efektivitas vaksin sedang dalam uji klinis.

“Vaksin yang bagus mungkin akan lebih baik daripada sistem kekebalan tubuh manusia,” katanya.

Baca Juga: Rugikan Negara hingga Rp2.3 Triliun, KPK Panggil Mantan Anggota DPR Terkait Dugaan Korupsi KTP-el

Selain itu, penurunan level antibodi tidak tampak pada orang-orang yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh intensitas tubuh mereka terpapar virus secara berulang.

Sementara itu, berdasarkan kabar dari Reuters, temuan ini dirilis sebagai kabar pra-cetak, dan belum ada tinjauan umum.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x