Apple Harus Bayar Denda 1,5 Triliun Atas Tuduhan Praktik Perusahaan yang Memperlambat Kinerja iPhone

- 20 November 2020, 08:51 WIB
Ilustrasi smarphone iPhone.
Ilustrasi smarphone iPhone. /PIXABAY/Steve Buissinne

Meskipun kabar melambatnya baterai Apple seperti yang diketahui terjadi sebelum skandal teknologi yang lebih besar seperti privasi data Cambridge Analytica Facebook dan skandal pemilu politik, peristiwa tersebut menandai titik balik bagi pembuat iPhone.

Selama bertahun-tahun, Apple membantah tuduhan bahwa itu sengaja memperlambat iPhone, tetapi teori konspirasi tetap bertahan.

"Sasaran kami adalah memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, yang mencakup kinerja keseluruhan dan memperpanjang masa pakai perangkat mereka," kata Apple dalam pernyataan awal pada 20 Desember 2017, saat menghadapi kritik yang meningkat.

Sejak munculnya kritikan tersebut, lebih dari seminggu kemudian, Apple secara resmi meminta maaf sambil bersikeras itu bertindak demi kepentingan terbaik pelanggan.

Baca Juga: BLT BPUM Rp2,4 Juta Bukan Hanya Pelaku UMKM, Pelaku Usaha Jenis Ini Juga Bisa Mendaftarkan Diri

Tak lama setelah meminta maaf atas lambatnya dari baterai, Apple mulai memasukkan fitur perangkat lunak agar lebih transparan tentang cara menangani baterai.

Namun Apple tetap membantah atas tuduhan dengan sengaja mempersingkat masa pakai produk Apple apa pun, atau menurunkan pengalaman pengguna untuk mendorong peningkatan pelanggan.

“Tujuan kami selalu menciptakan produk yang disukai pelanggan, dan membuat iPhone tahan lama selama mungkin adalah bagian penting dari itu," kata Apple saat itu.

"Penyelesaian tersebut memberikan bantuan substansial bagi konsumen Apple dan, ke depannya, akan membantu memastikan bahwa pelanggan mendapatkan informasi lengkap saat diminta untuk memperbarui produk mereka," kata Joseph Cotchett, penasihat bersama para penggugat.***

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: CNET


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x