Sementara itu, ketika ditelusuri lebih lanjut, menurut ahli medis dan pihak Pfizer, tidak ada kasus kemandulan yang tercatat dalam uji klinis vaksin Covid-19 tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Dasantila Golemi-Kotra, profesor di bidang mikrobiologi di York University, vaksin mRNA ini tidak dikembangkan sebagaimana disebutkan oleh Yeadon.
Baca Juga: Daebak! BTS dan Super Junior Bakal Cetak Rekor, Ini Alasan The Fact Music Awards 2020 Wajib Ditonton
“Vaksin mRNA bekerja dengan memberikan tubuh molekul instruksional yang membuat sel-sel tubuh manusia dapat memperkuat tubuh melawan protein spike,” kata Golemi-Kotra seperti dikutip dari AFP Fact Check.
Selain itu, Dervila Keane, juru bicara Pfizer juga mengungkapkan bahwa kandungan syncytin-1 dalam protein spike jumlahnya hanyalah 4 asam amino.
Dengan jumlah yang sedikit tersebut, tidak akan ada proses auto-imun pada protein pembentuk plasenta.
Baca Juga: Terbongkar Kondisi Asli Panggung dan Studio MAMA 2020, Mengkhawatirkan!
Oleh sebab itu, kabar mengenai vaksin Covid-19 yang dapat menyebabkan kemandulan pada tubuh perempuan merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.***