DBD Jadi Ancaman di Tengah Pandemi Covid-19, Dinkes Cimahi Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

- 3 Februari 2021, 10:54 WIB
Ilustrasi nyamuk penyebar penyakit DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebar penyakit DBD. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA - Selain menghindari ancaman virus corona atau Covid-19 yang hingga kini masih belum mereda, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mengimbau masyarakat waspada terhadap ancaman penyakit lain.

Salah satu ancaman yang hingga kini harus diwaspadai yakni munculnya wabah Demam Berdarah Dangue (DBD).

Terlebih saat memasuki musim hujan seperti sekarang yang dapat memicu perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Baca Juga: Tenaga Honorer Tidak Bisa Diangkat Jadi PNS Tanpa Tes, Ternyata Ada Aturannya

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue.

penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.

Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968.

Baca Juga: Berakhir dengan Skor 2-1, Dua Kartu Merah Bikin Arsenal Tersungkur di Markas Wolverhampton

Dikutip PRBandungRaya.com dari situs resmi Pemkot Cimahi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi, sepanjang tahun 2020 jumlah kasus DBD mencapai 428 orang.

Empat di antaranya meninggal dunia akibat virus dangue yang bersumber dari gigitan nyamuk itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman.

“Dari total kasus itu, paling banyak bulan Januari. Ada 68 kasus,” katanya.

Baca Juga: Dwigol Anthony Martial Bantu Manchester United Cukur Southampton di Old Trafford

Melihat kondisi tersebut, masyarakat diminta waspada sebab DBD sulit untuk diprediksi.

Apalagi, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD, yang artinya selalu ada temuan setiap tahunnya.

"Jadi memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD, jadi kita endemis," ujarnya.

Untuk mengatisipasi penyebaran DBD, masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing.

Baca Juga: 10 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia, Ini Rencana Produksi PT Bio Farma ke Depannya

Jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air. Menurutnya, jika masyarakat menjalankan PSN di rumahnya masing-masing, seperti tidak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah.

"Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), enggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri," katanya.

Selain melakukan PSN, fogging juga akan tetap dilakukan berdasarkan hasil verifikasi petugas Puskesmas di lapangan.

Baca Juga: 2 Tersangka Kasus Dugaan Suap Bansos Covid-19 di Kemensos Akan Segera Disidangkan, KPK: Berkas Sudah Lengkap

Selain itu, kata dia, tahun ini pihaknya membagikan larvasida serbuk dan cair di wilayah yang terdapat kasus DBD.

Fungsinya dari larvasida serbuk dan cair itu untuk memberantas nyamuk yang menularkan DBD.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Pemkot Cimahi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x