Diminati Pasar Internasional, Kemenperin Tingkatkan Industri Kulit Buaya Papua

- 1 Januari 2021, 20:04 WIB
Ilustrasi buaya.
Ilustrasi buaya. /Pexels/Rene Ferrer

PR BANDUNGRAYA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merencanakan pengembangan produk industri baru yaitu kulit buaya sebagai potensi kreatif yang bisa dioptimalkan daerah Papua.

Pihak Kemenperin melalui Doddy Rahadi mengungkapkan program untuk memberdayakan sumber daya lokal sekaligus mendorong perekonomian daerah Papua.

Pihak Kemenperin melalui Doddy Rahadi mengungkapkan keputusan tersebut diambil lantara pasar internasional menilai produk kerajinan kulit buaya sebagai bentuk kerajinan eksotis dan bernilai jual tinggi.

Baca Juga: Hargai Sejarah Aborigin, Lirik Lagu Kebangsaan Australia Resmi Diubah, Berlaku Mulai 1 Januari 2021

Harga paling murah dari kulit buaya yang telah disamak dan bisa langsung diolah menjadi produk kerajinan dibanderol mulai Rp300.000 hingga Rp30 juta.

Supply kulit buaya akan diperoleh dari tiga sungai yang berada di kabupaten Mamberamo Raya.

"Salah satunya yang kami pacu adalah di Provinsi Papua, khususnya Kabupaten Mamberamo Raya. Kabupaten ini dialiri oleh tiga sungai besar yang menjadi habitat asli buaya air tawar, yaitu Sungai Mamberamo, Sungai Tariku (Sungai Rouffaer) dan Sungai Taritatu (Sungai Idenburg)," ujar Doddy.

Baca Juga: Hargai Sejarah Aborigin, Lirik Lagu Kebangsaan Australia Resmi Diubah, Berlaku Mulai 1 Januari 2021

Doddy juga mengungkapkan, Pemerintah Daerah Papua sejak 2018 telah menentukan kebijakan mengenai pemanfaatan dan standar buaya yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku kerajinan.

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x