Konflik Intan Jaya Memanas, Haris Azhar: Situasi Memburuk tapi Luput Perhatian, Khawatir Mudah Dieksploitasi

17 Februari 2021, 17:02 WIB
Korban penembakan KKB dievakuasi ke pesawat di Kabupaten Intan Jaya. /nandang permana/Polda Papua

PR BANDUNGRAYA−Konflik Intan Jaya belum juga usai. Baru-baru ini penembakan yang menyebabkan kematian dua aparat oleh Organisasi Papua Merdeka(OPM).

Papua sampai saat ini masih mendapat ancaman dari OPM. Adanya kontak senjata antara aparat dan OPM mengakibatkan terganggunya proses pemasokan pangan.

Pengungsian warga sipil di Intan Jaya sudah terjadi sejak 17 Desember 2019, pasca penembakan dua anggota TNI, Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan.

Baca Juga: Haikal Hassan Bicara UU ITE, Kasus Mimpi Berlanjut, Sementara Kasus Pendukung Jokowi Gak Jelas

Saat ini, pengungsi korban konflik antar aparat dan OPM berada di Gereja dan Paroki Santo Misael, Boligai, Intan Jaya.

Berdasarkan data yang diolah dari Gereja dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, ada 196 orang yang mengungsi di Kab. Intan Jaya dan 81 orang di antaranya belum diketahui identitasnya. Sedangkan, ada 236 orang pengungsi yang berada di luar Kab. Intan Jaya.

Baca Juga: 1 Orang Dilaporkan Tenggelam di Waduk Saguling Diduga Akibat Terseret Arus Saat Berenang

Dikutip dari Pikiran Rakyat.com, Marthen Kuayo mengatakan warga mengalami ketakutan lantaran terdapat kecurigaan dari kedua belah pihak yang saling berkonflik.

Data Polda Papua, selama 2020 Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan 49 aksi teror di tujuh kabupaten.

Baca Juga: Fiersa Besari Umumkan Kelahiran Anaknya, Nama sang Anak Bikin Heboh Netizen

Selain itu OPM mencurigai warga sipil sebagai mata-mata aparat sehingga menimbulkan keresahan kepada masyarakat untuk beraktivitas.

Sementara itu, dari aksi yang dilakukan oleh OPM, ada total 17 orang yang tewas.

Mereka terdiri dari 12 orang warga sipil, empat anggota TNI, dan satu orang polisi.

Sebagian warga mengungsi di Kabupaten Nabire untuk menghindari terjadinya penembakan oleh OPM.

Kejadian tersebut juga menjadi perhatian Haris Azhar. Ia kerap menyuarakan keresahannya terhadap isu-isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia.

Sama halnya ketika menanggapi konflik yang terjadi di Papua. Haris mengungkapkan keresahannya terhadap konflik di Papua dengan membagikan cuitannya di akun Twitter pibadinya @haris_azhar.

Menurutnya, Intan Jaya itu merupakan daerah yang kaya. Tetapi kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Bahkan masyarakatnya terpaksa mengungsi akibat ketidakamanan yang terjadi di sana.

Dan ia pun khawatir jika Intan Jaya menjadi daerah yang kosong, akan mudah untuk dieksploitasi.

“Intan Jaya, sepi tapi mengandung emas. Situasinya memburuk, tapi luput perhatian."

"Masyarakat dipaksa mengungsi. Intan Jaya terancam kosong. Akan leluasa utk dieksploitasi. Akhir kisah,” tulisnya.***

 

Editor: Rizki Laelani

Tags

Terkini

Terpopuler