BANDUNGRAYA.ID - Baru-baru ini, nama kedua putra Presiden Jokowi sedang menjadi perbincangan publik. Kaesang dan Gibran dilaporkan ke KPK karena dugaan mencuri uang rakyat.
Laporan tersebut dilayangkan oleh salah satu Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun.
Karena adanya laporan tersebur, kabarnya saham-saham milik putra bungsu Jokowi, yakni Kaesang mengalami penurunan harga.
Baca Juga: Profil dan Biodata Abdul Gafur Mas'ud, Bupati Penajam Paser Utara yang Kena OTT KPK!
Adapun saham-saham tersebut antara lain seperi PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Antam Tbk (ANTM), PT PGN Tbk (PGAS), dan PT Panca Mitra Multi Perdana Tbk (PMMP)
Sentimen negatif ataupoun positif memang sangat berpengaruh terhadap naik-turunnya suatu saham dalam bisnis apapun.
"Pasar selalu peka terhadap isu dan kelihatannya ini akan berlanjut. Itu yang membuat keresahan publik berimbas ke Solo dan istana," kata pengamat politik, Rocky Gerung.
Sentimen negatif terkait dugaan keterlibatan Kaesang dalam pencurian uang rakyat tentunya menjadi sebab yang punya pengaruh besar pada harga saham.
Rocky Gerung menambahkan, penurunan tersebut disebabkan karena para analis internasional tahu ada masalah.
"Kalau kita lihat dari segi pasar modal yang sekarang sentimen negatif terjadi pada beberapa saham yang dimiliki dua anak Presiden, itu menunjukkan analis internasional tahu bahwa ada masalah. Kalau betul-betul itu saham yang blue chip, enggak ada ribut-ribut di pasar modal," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Ubedilah Badrun Laporkan Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep ke KPK, Apa Alasannya?
Turunnya harga saham tersebut disebut Rocky Gerung adanya kecurigaan dari investor terkait kecurangan dalam pengelolaan uang.
Artikel ini perdana tayang di Pikiran Rakyat dengan judul "Saham Milik Kaesang Anjlok, Dunia Internasional Disebut Baca Masalah Anak Presiden"
"Jadi sinyal pertama, investor mulai ragu jangan-jangan ada cuci uang. Kalau permainan saham yang bersih, dia enggak akan terpengaruh oleh tindakan Ubed," ucap Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube miliknya.*** (Christina Kasih Nugrahaeni/Pikiran Rakyat)