Netizen Ini Keluhkan Statusnya Sebagai Sandwich Generation, Penelitian: Orangtua Bukan Beban Bagi Mereka

14 November 2022, 08:03 WIB
Netizen Ini Keluhkan Statusnya Sebagai Sandwich Generation, Penelitian: Orangtua Bukan Beban Bagi Mereka /Tangkapan Layar TikTok @panduankarir

BANDUNGRAYA.ID - Sandwich Generation atau Generasi Sandwich adalah sebutan bagi mereka yang harus mencukupi kebutuhan ekonomi banyak pihak dalam waktu bersamaan. Yaitu, diri sendiri termasuk orang tua.

Ya, di negara berkembang generasi Sandwich banyak ditemukan. Apalagi di Indonesia, yang nilai-nilai kekeluargaannya sangat kental jika dibandingkan dengan negara-negara Barat.

Tak sedikit yang mengeluhkan beratnya beban hidup saat membangun pondasi finansial pribadi, sambil mengemban amanah sebagai tulang punggung keluarga. Khususnya bagi mereka yang orangtuanya sudah tua, tidak lagi bekerja, dan memiliki hutang bertumpuk.

Baca Juga: Tak Melulu Soal Cinta, Lagu Girlgroup K-Pop Generasi Ke-4 Lebih Beragam, Salah Satunya IVE Love Dive

Seperti salah satu netizen yang mengadukan kondisinya ke Twitter menfess @works****.

Ia bercerita, di usianya yang ke-22 tahun ia telah bekerja selama 11 bulan. Dari pekerjaannya tersebut, ia memperoleh gaji sebesar Rp5,5 juta per bulannya.

Dari gaji tersebut, ia menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta untuk membantu perekonomian kedua orangtuanya. Ayahnya sendiri sudah tidak bekerja lagi secara formal, dan mengisi hari-harinya sebagai supir taksi online.

Namun, netizen ini mengeluh, sang ayah tidak mau mencari penghasilan lebih. Hal ini membuat ibunya kebingungan, apalagi mereka masih memiliki hutang di bank.

"Ayah ku jg gocar yg kalau narik sesuai mood aja. bahkan dia lebih milih main sama temen2nya dihari libur dibandingkan nari cari uang buat keluarga," tulisnya.

Di sisi lain, ia menuliskan bahwa ia sudah memiliki tabungan sebesar Rp30 juta yang ia persiapkan untuk membayar utang keluarga.

Curhat netizen ini pun ditanggapi oleh warga Twitter dengan beragam respon.

"Sender.. kamu hebat banget, nabung segitu gedenya ga gampang apalagi kamu ngasih ortu juga tiap bulan. semangat terus yaaaa. IsnyaAllah jalanmu dipermudah & dikasih yang lebih baik sama yang di atas," tulis @lip****.

Ada pula akun yang menceritakan kesamaan kondisinya dengan sender.

"Sender kamu hebat banget! Minta doa-nya ya, aku juga sama jadi tulang punggung. Eko keluarga goyang banget pas pandemi kemarin sampe harus hutang sana-sini dengan nilai yg masyaallah. Tapi gpp, aku ikhlas & kuat! Aku juga punya target kayak kamu, makasih semangatnya," kata akun @kaos_uni***.

"wah sama nder. nabung udh 2 digit tp gabisaa dinikmati krn habis buat bayar utang keluarga di bank. tapi gpp seengaknya ngerasa bangga krn udh jd anak yg berguna buat keluarga," cuit @meaningful****.

Baca Juga: PPI 67 Benda Tasikmalaya Gelar HIPA 2022 Guna Lahirkan Generasi Muda yang Unggul dan Kompeten

Meski banyak yang mengeluh, ternyata menurut penelitian keberadaan orangtua tidak membuat generasi sandwich merasa terbebani.

Seperti yang dilansir dari Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian dan Pengembangan, pada jurnal berjudul "Perbandingan Tingkat Kebahagiaan Antara Generasi Sandwich dan Non-Generasi Sandwich", ternyata tidak ada perbedaan tingkat kebahagiaan yang signifikan antara generasi sandwich dan generasi non-sandwich.

Justru, variabel yang berpengaruh langsung adalah kesehatan dan pendapatan. Dikatakan dalam penelitian yang mengambil 158 responden dari DKI Jakarta, Aceh, Jawa Barat, dan Jawa Tengah ini, keberadaan orangtua sendiri tidak membuat generasi sandwich merasa terbebani.

Penelitian ini menghapus mitos bahwa menjadi generasi sandwich berarti menjadi generasi yang terbebani. Karena sebaliknya, membiayai orangtua tidak menjadi beban tersendiri bagi mereka.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Tags

Terkini

Terpopuler