Ini 5 Alasan Mengapa Penggunaan Masker Scuba dan Buff Berbahaya di Tengah Pandemi

23 September 2020, 18:12 WIB
Ilustrasi masker scuba. /PIXABAY/jufuzhili

PR BANDUNGRAYA – Saat ini penggunaan masker scuba dan buff dianggap berbahaya untuk digunakan terutama di tengah lonjakan kasus seperti saat ini.

Kedua jenis masker tersebut dianggap kurang efektif untuk melindungi diri dari virus corona karena terlihat terlalu tipis dalam pemilihan material.

Namun masih banyak orang memilih masker scuba karena bentuknya yang elastis.

Baca Juga: Pinangki Ajukan Nota Keberatan Atas Dakwaan JPU, Persidangan Ditunda Selama 7 Hari

Selain penjelasan di atas, berikut alasan mengapa masker scuba dan buff tidak direkomendasikan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI.

Hanya ada satu lapisan

Masker scuba atau buff ini merupakan masker yang hanya memiliki satu lapisan dan sangat tipis sehingga kemungkinan tidak dapat penetrasi.

Oleh karena itu, para peneliti menyarankan untuk menggunakan masker berkualitas tinggi yang dapat melindungi seseorang dari ancaman virus Covid-19.

Buff tidak bisa mencegah droplet air keluar

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Universitas Duke, buff tidak dapat menghentikan droplet air yang keluar dari mulut mereka saat berbicara.

Seperti diketahui, droplet air saat berbicara, batuk, dan bersin menjadi jalur masuk penularan Covid-19.

Diketahui bahwa terdapat risiko tinggi penularan penyakit ketika seseorang berbicara dan droplet keluar dari mulutnya. Oleh karena itu buff merupakan jenis masker yang paling tidak efektif untuk pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Media Asing Soroti Kinerja Menkes Terawan yang Dianggap Kurang dalam Menghadapi Krisis Covid-19

Bahkan dalam hal ini, terdapat riset yang menyebutkan bahwa mereka yang memakai buff jauh lebih buruk daripada mereka yang tidak memakai masker sama sekali. Menurut peneliti, buff membuat droplet semakin berkembangbiak di udara.

Masker scuba meregang dengan mudah

Masker dengan kain dari bahan yang fleksibel seperti jenis scuba akan elastis saat dikenakan.

Ini akan membuka kerapatan pori kain sehingga mengakibatkan permeabilitas udara yang tinggi.

Akibatnya, ada peluang yang jauh lebih besar bagi virus tertentu untuk melewati masker.

Tak hanya itu, banyak orang yang salah menggunakan masker scuba dengan menarik maskernya hingga ke bawah dagu sehingga fungsi masker menjadi tidak ada.

4. Kemampuan filtrasi masker scuba yang rendah

PT KCI menjelaskan, kedua masker tersebut hanya efektif mencegah 5 persen penularan virus Covid-19.

Masker scuba terbuat dari satu lapisan kain dan berbentuk seperti masker bedah.

Baca Juga: Populer di Kalangan Youtuber, Gim Among Us Cetak Rekor Baru dalam Unduhan di Perangkat Mobile

Masker buff terdiri dari kain karet fleksibel yang memiliki fungsi utama untuk melindungi leher. Namun, buff mask juga memiliki fungsi lain di antaranya adalah dapat menjadi masker hingga menjadi bandana.

Sebuah studi dari Duke University menemukan bahwa kedua maker tersebut terdiri dari satu lapisan kain, sehingga kurang efektif dalam mencegah virus Covid-19.

5. Scuba dan buff terbuat dari bahan elastis dan pori-pori besar

Masker scuba dan buff tidak dapat dilindungi dari Covid-19. Bahkan Buff tidak dikategorikan sebagai masker karena memiliki jaring pori yang besar.

Larangan penggunaan masker scuba dan buff pertama kali diumumkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) agar pengguna menerapkan protokol kesehatan saat naik kereta listrik (KRL).

Vice President of Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, merekomendasikan agar calon penumpang menggunakan masker yang efektif menekan droplet air atau tetesan air.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler