Usia Pernikahan Mundur Sebabkan Indonesia Berpotensi Alami Resesi Seks, Bagaimana Dampaknya terhadap Ekonomi?

- 15 Desember 2022, 12:40 WIB
Ilustrasi resesi.
Ilustrasi resesi. /PIXABAY/ Geralt

BANDUNGRAYA.ID- Indonesia alami gejala resesi seks terlihat dari usia pernikahan penduduk yang semakin tinggi. Jika hal tersebut terjadi bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?

Sejumlah negara Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan alami resesi seks.

Resesi seks merupakan fenomena keengganan menikah dan yang telah menikah memilih tidak mempunyai anak.

Baca Juga: France vs Morocco, GRATIS Link Live Streaming Laga Akhir Semi Final Piala Dunia 2022, Tinggal Klik!

Lalu apakah Indonesia berpotensi alami resesi seks seperti yang dialami negara-negara tersibuk di dunia tersebut?

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan, Indonesia berpotensi mengalami resesi seks apabila melihat sejumlah tanda-tandanya.

Salah satu gejala resesi seks di Indonesia terlihat dari usia pernikahan penduduk yang semakin tinggi.

Studi dan karir diduga menjadi penyebab usia pernikahan mundur.

Baca Juga: Jadwal TV RCTI Hari Ini Kamis 15 Desember 2022, Preman Pensiun 7 Akan Segera Tamat

Gejala resesi di Indonesia pun nampak dari turunnya angka kelahiran di beberapa kabupaten/kota hingga nol/zero growth bahkan minus.

Fenomena ini terjadi lantaran mulai banyak wanita yang enggan menikah dan mempunyai anak.

Beberapa alasan wanita enggan berkeluarga karena lebih ingin fokus dengan karier terlebih dahulu dan merasa lebih bebas ketika tidak menikah.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono menyebutkan resesi seks akan berdampak ke berbagai aspek seperti penurunan ekonomi, moral sosial, dan psikologis orang tersebut.

Indonesia selama enam dekade terakhir angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) telah berkurang hampir empat pon.

Baca Juga: Rival Rasa Bestie, Semifinal Piala Dunia 2022 Prancis vs Maroko Auto Jadi Friendly Match Gegara Mbappe-Achraf?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TFR di Indonesia tercatat sebesar 2,1 pada 2022.

Dengan kata lain, satu perempuan di Indonesia melahirkan dua orang anak selama masa suburnya.

Angka TFR tersebut telah jauh berkurang dibandingkan pada 1960 yang sebesar 5,67 (rata-rata melahirkan 5-6 anak).

Kendati begitu, menurut BKKBN, data TFR yang ada saat ini sudah cukup ideal untuk mendorong tercapainya pertumbuhan penduduk Indonesia yang seimbang. Artinya, Indonesia tidak mengalami resesi seks.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan resesi seks bisa saja terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Strategi Self Healing Marissa Anita? Yuk Intip Wawancaranya di Sini

Namun prosesnya masih panjang dan tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) diakses Kamis 15 Desember 2022 memprediksi angka kelahiran semakin menurun pada tahun depan, salah satunya karena ekonomi.

Biaya yang cukup besar untuk hidup sehari-hari hingga pendidikan, serta perhatian terhadap pola asuh anak sangat dibutuhkan untuk membuat keluarga mereka sejahtera.

Maka pepatah pepatah banyak anak banyak rezeki seperti sudah tidak relevan.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: Kementrian PPPA BKKBN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah