Hati-hati! Sakit Perut atau Diare Bisa Jadi Gejala Covid-19

- 8 September 2020, 20:42 WIB
Ilustrasi Virus Corona.*
Ilustrasi Virus Corona.* /Pixabay

PR BANDUNGRAYA - Sejak diumumkan pertama kali di Indonesia kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu oleh Presiden Joko Widodo, berbagai gejala timbul silih berganti terkait dengan virus corona yang menyerang seluruh dunia ini.

Dari geja demam, flu, hingga batuk menjadi salah satu gejala yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Belum lama ini ditemukan, gejala baru virus tersebut, kali ini sakit perut atau diare disebut menjadi gila baru Covid-19.

Dilansir dari RRI, melalui pernyataan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr. Erlang Samoedro, mengungkap jika sakit perut dan diare termasuk kedalam gejala virus corona. Hal tersebut didapat dari hasil analisis beberapa pasien dalam waktu belakangan ini.

Baca Juga: Soal Rumor Melon Music Awards MMA Tahun Ini Batal Digelar, Pihak Manajemen Secara Tegas Membantah

“Biasanya, gejala demam, batuk, pilek, dan sekarang mulai ada gejala sakit perut atau diare,” kata Erlang di Graha BNPB, pada Selasa, 8 September 2020.

Erlangga menghimbau agar seseorang yang menunjukan gejala sakit perut atau diare, segera memeriksakan dirinya ke layanan kesehatan. Terlebih jika orang tersebut sudah bepergian ke zona merah Covid-19.

Dosen senior dan ahli gastroenterologi klinis di Western Sydney University, Vincent Ho, menjelaskan bahwa pasien Covid-19 memang sangat mungkin mengalami sakit perut atau diare, apalagi jika memiliki riwayat penyakit usus.

Baca Juga: Kelaparan Sendirian, Momen Pilu Gajah India Ubrak-abrik Sampah Berhasil Diabadikan Jurnalis Olahraga

Lanjutnya, saat virus corona memasuki tubuh manusia, virus tersebut akan menempel pada reseptor protein yang disebut ACE2. Protein ini dapat dijumpai di paru-paru, hidung, jantung, dan usus. Ketika Covid-19 berhasil disingkirkan di paru-paru, mereka bisa hidup lebih lama di usus selama berhari-hari.

Menurutnya, diagnosis pasien biasanya dokter akan menggunakan konsep probabilitas pra-test untuk memperhitungkan penyakit apa yang diidap pasien sebelum hasil tes kelua.

Menurut Vincent, yang menyulitkan ketika konsep probabilitas ini terapkan untuk penyakit Covid-19. Karena menurutnya kita tidak tahu berapa banyak masyarakat yang benar-benar mengidap penyakit tersebut.

Baca Juga: Pria Ini Lakukan Siaran Langsung Bunuh Diri di Facebook, Videonya Viral hingga ke TikTok

“Kami tahu Covid-19 di Australia jauh lebih jarang daripada di banyak negara lain. Ini mempengaruhi cara kita melihat gejala yang biasanya tidak terkait dengan Covid-19,” tutur Vincent.

Vincent menyarankan, mereka yang mengalami sakit perut disertai gejala umum batuk, sesak napas, dan demam, serta pernah melakukan kontak dengan pasien Covid-19 untuk melakukan tes. Ini menunjukan jika gejala sakit perut bisa terjadi pada pasien terpapar virus tersebut.

“Jika kamu baru saja mengalami gastrointestinal, dan berada di zona merah virus corona atau bekerja di industri berisiko tinggi terpapar virus, kamu mungkin harus melakukan tes,” ujarnya.

Baca Juga: Perbedaan Mulan Live Action 2020 dengan Mulan Animasi 1998

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 25 ribu pasien Covid-19, peneliti menemukan sekitar 18 persen pasien mengalami gejala gastrointestinal. Gejala paling umum yaitu sakit perut atau diare yang diikuti gejala mual dan muntah.

Sedangkan analisi terbaru pad 200 pasien yang terpapar virus gejala ringan di tiga rumah sakit di Hubei, Tiongkok, menemukan bahwa 1 dari 5 pasien mengidap gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, dan sakit perut. Akan tetapi, gejala diare masih tergolong jarang dialami oleh pasien corona.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah