Waspada! Ternyata Sering Konsumsi Junk Food Bisa Memicu Penuaan Dini

- 9 September 2020, 21:51 WIB
Ilustrasi makanan cepat saji junk food.
Ilustrasi makanan cepat saji junk food. /PEXELS/Polina Tankilevitch

PR BANDUNGRAYA - Makanan junk food dikenal sebagai makanan praktis sekaligus mengenyangkan. Dengan resep yang khas, nampaknya belum ada orang yang bisa menyamakan rasanya dengan masakan sendiri.

Namun menurut studi, orang yang makan banyak makanan cepat saji yang diproses secara industri cenderung akan mengalami penuaan dini. 

Pada Konferensi Eropa dan Internasional mengenai Obesitas, para ilmuan menyatakan orang yang sering mengonsumsi junk food memiliki untai DNA dan protein (telomer) lebih pendek dibandingkan orang yang lebih jarang mengonsumsi.

Baca Juga: Yopie Latul Meninggal Dunia, Sang Pelantut Poco-poco Tutup Usia di Umur 65

Telomer pendek merupakan penanda penuaan biologis pada tingkat sel dan penelitian tersebut menunjukkan bahwa makanan merupakan faktor yang mendorong sel untuk menua lebih cepat.

Telomer tidak membawa informasi genetik, namun sangat penting untuk menjaga stabilitas dan integritas kromosom.

Seiring bertambahnya usia, telomer kita memendek secara alami karena setiap kali sel membelah sebagian dari telomer akan hilang.

Baca Juga: Pilkada Digital: KPU Uji Coba Aplikasi SIREKAP di Kabupaten Bandung

Ultra-processed foods atau junk food biasanya sering kali menyertakan perasa buatan, pewarna, pengemulsi, pengawet, dan aditif lainnya untuk meningkatkan masa simpan. Menurut para peneliti, hal ini tentu membuat makanan tersebut kurang bergizi.

Penelitian juga sebelumnya telah menunjukkan korelasi kuat antara makanan ultra-processed ini dan penyakit seperti hipertensi, obesitas, depresi, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

Ilmuwan yang dipimpin oleh profesor Maria Bes-Rastrollo dan Amelia Marti dari Universitas Navarra di Spanyol ingin menyelidiki hubungan antara konsumsi rutin junk food dan menyusutnya telomer.

Baca Juga: Sinopsis Film Rush, Perjalanan Hidup 2 Pembalap Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV

Dari 900 orang berusia 55 tahun dan lebih, dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan keseringan mengonsumsi junk food.

Mereka yang berada dalam kelompok mengonsumsi junk food tinggi lebih cenderung memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, dan lemak darah abnormal.

Selain itu, mereka juga mengonsumsi lebih sedikit makanan yang sehat seperti serat, minyak zaitun, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.

Baca Juga: 2 Gol dalam Kemenangan Portugal, Cristiano Ronaldo Kian Dekat Menjadi Topskor Sepanjang Masa

Ketika dibandingkan dengan kelompok yang makan junk food paling sedikit, tiga kelompok yang mengonsumsi makanan ultra-prosses lainnya menunjukkan kemungkinan 29, 40, dan 82 persen lebih tinggi dalam memiliki telomer yang lebih pendek.

Penemuan tersebut telah dipublikasikan awal tahun di American Journal of Clinical Nutrition.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah