PR BANDUNGRAYA - Atlet nasional Triathlon Korea Selatan melakukan aksi bunuh diri pada 26 Juni 2020 lalu yang baru terungkap di media.
Choi Sook Hyun, Atlet muda berjenis kelamin wanita itu kerap kali dipukul dan diperlakukan secara tak pantas oleh anggota tim dan staf atlet nasional itu sendiri hingga ia memutuskan untuk bunuh diri karena tak sanggup lagi menjalani hidupnya.
Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Koreaboo, Kamis 2 Juli 2020, atlet Choi Sook Hyun telah menjadi tim nasional pada 2015 silam saat ia masih duduk di sekolah menengah.
Baca Juga: Hidup 40.000 Tahun Lalu, Kepala Serigala Ditemukan dalam Kondisi Utuh Seperti Diawetkan
Penduduk Korea melihat sosok Choi Sook Hyun sebagai atlet yang menjanjikan dan bisa mengharumkan nama Korea Selatan, namun sayangnya karier dan seluruh hidup sang atlet harus berakhir karena tindak kekerasan.
Bertahun-tahun selama mengabdikan diri pada negara, Choi Sook Hyun menahan luka atas kekerasan yang ia dapat dari pelatih, tim, bahkan dokternya.
Dalam sebuah rekaman yang tersebar di media Korea Selatan sejak pagi ini, terungkap bahwa Choi Sook Hyun dimarahi oleh anggota tim dan pelatihnya karena berat badannya naik.
Baca Juga: Kabar Baik, Uji Coba Vaksin Virus Corona Tahap 2 pada Manusia Berbuah Positif
"Kamu olahraga dua kali dan tidak makan, bagaimana bisa berat badan kamu naik? Apa yang kamu pikirkan?" ucap seorang anggota tim triathlon dalam rekaman tersebut.
"Saya minum air terlalu banyak, (jadi berat badannya naik)," kata Choi Sook Hyun.
"Kemarilah, rapatkan gigimu!," kata pelatih tim, saat itu dalam rekaman terdengar suara tamparan pada pipi dan teriakan seseorang yang meminta untuk menutup jendela agar tidak ada yang melihat kekerasan itu.
Baca Juga: Pemprov DKI Larang Penggunaan Kantong Plastik, DPP IKAPPI Minta Alternatif untuk Barang Basah
Menurut laporan, pada Marer 2019, Choi Sook Hyun juga dirundung oleh dokter khusus tim triathlon. Dalam sebuah rekaman, terungkap, dokter yang tidak disebutkan namanya itu telah menabrak Choi Sook Hyun sebanyak dua kali. Dia juga mengancam akan memukul gadis malang itu setiap hari.
Dalam rekaman, dokter melakukan kekerasan pada Choi Sook Hyun selama 20 menit dan mengajak senior tim untuk ikut memukuli gadis itu. Pipi Choi Sook Hyun ditampar, dada dan perutnya ditendang, kepalanya didorong ke dinding.
Dilalaporkan bahwa setiap kali berat badan Choi Sook Hyun naik, pelatih akan membelikan roti seharga 200.000 won atau setara Rp2.361.000.
Baca Juga: 3 Kereta Api Jarak Jauh Daop 1 Jakarta Mulai Beroperasi, Berikut Jadwalnya
Choi Sook Hyun dipaksa memakan semua roti itu sampai ia muntah, kemudian makan lagi, kemudian muntah lagi hingga rotinya habis.
Sudah sejak lama atlet itu memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri dengan cara menabrakan diri ke mobil atau menikam tubuhnya dengan pisau. Semua niat itu ia tuangkan dam jurnal pelatihannya. Ia juga menulis semua kesulitan yang didapatkan meskipun berat badannya berhasil turun memenuhi target.
Choi Sook Hyun pernah mengangkat isu kekerasan terhadapnya sebelum tahun 2020. Beberapa kali ia ingin di transfer ke tim lain. Ia juga mengajukan petisi pada Komite Olahraga & Olimpiade Korea, dan bahkan mengajukan keluhan kekerasan itu kepada polisi.
Baca Juga: Minim Perhatian Pemerintah, Harga Sekarung Beras di Lokasi Tambang Emas Karowai Papua Rp2 Juta
Tetapi tidak ada yang berubah, hingga pada akhirnya, dia mengambil nyawanya sendiri daripada mengajukan banding terakhir.
Sebelum bunuh diri, Choi Sook Hyun menghubungi ibunya lewat sambungan telepon. Sang atlet mengatakan bahwa ia mencitai ibunya dan berpesan agar ibunya mengungkap kelakuan bejad tim dan pelatihnya.
Saat ini, ayah Choi Sook Hyun masih berusaha untuk mencari keadilan bagi putrinya.***