Di Afrika Jumlah Kematian Akibat Malaria Lebih Tinggi Daripada Covid-19, Kata WHO

- 30 November 2020, 13:19 WIB
Ilustrasi nyamuk: WHO ingatkan jumlah kematian akibat malaria di Afrika lebih tinggi dari Covid-19.
Ilustrasi nyamuk: WHO ingatkan jumlah kematian akibat malaria di Afrika lebih tinggi dari Covid-19. /PIXABAY/Jimmy Chan

PR BANDUNGRAYA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Senin, 30 November 2020 memperingatkan bahwa tingkat kematian yang diakibat oleh malaria di tengah pandemi akan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang meninggal karena terpapar Covid-19 di sub-Sahara, Afrika.

WHO mengatakan bahwa lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia yang didominasi oleh bayi di bagian termiskin Afrika, terbunuh akibat malaria pada 2019.

Dalam sebuah laporan malaria global terbaru dan Covid-19, WHO mengungkapkan bahwa hampir pasti akan membuat angka kematian jauh lebih tinggi pada 2020.

Baca Juga: Hati-hati! 3 Tanaman Hias Ini Ternyata Bisa Menyebabkan Ruam, Gatal-gatal hingga Iritasi Kulit

Menurut direktur program malaria WHO, Pedro Alonso, tingginya angka kematian tersebut disebabkan karena adanya gangguan layanan Kesehatan akibat penanganan Covid-19.

“Kemungkinan besar kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat Covid,” kata Pedro, sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Reuters.

“Perkiraan kami bergantung pada tingkat gangguan layanan karena Covid-19, mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, kebanyakan terjadi pada anak-anak,” ujarnya.

Baca Juga: BTS Dipuji Legenda Musik Dunia The Beatles, Paul McCartney Mengaku Jadi Penggemar

WHO melaporkan bahwa pada 2019, telah menemukan 229 juta kasus yang terjadi akibat malaria secara global.

Lebih lanjut Pedro menjelaskan, keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari kata pasti.

Sebagaimana diketahui, beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria telah berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.

Baca Juga: 10 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Begini Kronologinya

Penularan malaria melalui nyamuk di banyak bagian dunia, telah menyebabkan separuh populasi global berisiko tertular penyakit dan masih membunuh seorang anak setiap dua menit.

Akan tetapi, pendanaan dan perhatian dunia telah beralih pada penanganan Covid-19, yang membuat kemungkinan kematian pada anak akibat malaria sulit dicegah.

Peter Sands, direktur eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, mengatakan temuan laporan WHO sangat tepat waktu.

Baca Juga: Ini 25 Lagu K-Pop Terbaik di Tahun 2020 Pilihan Penggemar, Mulai dari BLACKPINK, BTS hingga Taemin

Peter menambahkan bahwa saat ini dunia kesehatan global, media, dan politik, hanya terpaku pada penangan Covid-19.

Sehingga, melupakan penyakit malaria yang masih menewaskan lebih dari 400.000 orang setiap tahun, yang terutama menyerang pada anak-anak.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x