Twitter Tolak Permintaan Australia Hapus Cuitan Zhao Lijian, Ternyata Banyak Disebarkan Akun Bodong

- 5 Desember 2020, 11:50 WIB
Ilustrasi Twitter.
Ilustrasi Twitter. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA – Beberapa waktu lalu, foto kontroversial yang diunggah oleh akun seorang pejabat Tiongkok terverifikasi menimbulkan berbagai reaksi dari pengguna media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun Zhao Lijian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada Senin, 30 November 2020 lalu dan menampilkan gambar diduga seorang tentara Australia yang menodongkan pisau ke hadapan seorang anak kecil.

Konten dalam cuitan Zhao Lijian tersebut menimbulkan kontroversi dan mendapatkan respon negatif dari pemerintah Australia yang kemudian meminta pihak Twitter untuk menghapus foto tersebut.

Baca Juga: Intip Zodiak Virgo, Leo, dan Cancer Hari Ini, Sabtu 5 Desember 2020: Soal Cinta hingga Keberuntungan

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pun telah menuntut permintaan maaf Tiongkok terkait cuitan kontroversial itu.

Akan tetapi, sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Reuters, Twitter telah menolak permintaan penghapusan foto tersebut.

Sementara itu, seseorang dari perusahaan keamanan siber asal Israel dan beberapa ahli dari Australia menyebutkan bahwa cuitan Zhao Lijian tersebut turut diperkuat di media sosial oleh akun-akun tidak biasa, yang banyak di antaranya diduga akun bodong.

Baca Juga: Disebut Rasis, Ini Alasan Gaya Rambut Hendery NCT Tuai Kontroversi dan Kritik Penggemar

Cyabra, sebuah perusahaan keamanan siber di Israel memberikan penjelasan bahwa kemungkinan besar cuitan Lijian tersebut merupakan bagian dari sebuah kampanye terselubung.

Berdasarkan keterangan Cyabra, 57,5 persen akun yang berhubungan dengan cuitan Zhao Lijian merupakan akun bodong.

Cyabra telah menganalisis 1.344 profil dan menemukan sejumlah besar akun tersebut baru dibuat pada bulan November dan hanya digunakan satu kali, yaitu untuk menyebarkan cuitan Zhao Lijian.

Baca Juga: 7 Kecamatan di Medan Terendam Banjir, Netizen Sampaikan Simpatisan Melalui Tagar #prayformedan

Menurut mereka, hal tersebut menjadi bukti adanya sebuah kampanye terselubung yang menyebarkan informasi bohong.

Meski demikian, Cyabra tidak memberikan informasi berupa detail tentang siapa pihak yang berada di belakang kampanye terselubung itu.

Sementara itu, Tim Graham dari The Queensland University of Technology juga melakukan analisis terhadap 10 ribu komentar pada cuitan Lijian.

Berdasarkan analisisnya, akun yang tampak paling aktif merupakan akun yang berasal dari Tiongkok, dan delapan persen di antaranya baru dibuat pada hari yang sama cuitan tersebut diunggah.

Baca Juga: Taeyong Ungkap Cintanya pada 23 Member NCT, Ini Dua Pesan Hangat Darinya dan Taeil

Banyak dari komentar tersebut juga mengandung teks duplikat, atau isinya serupa dengan komentar yang lain.

“Jika jumlahnya cukup banyak, kejanggalan tersebut menunjukkan bahwa akun-akun itu memang dibuat untuk suatu gerakan,” kata Tim Graham.

Ariel Bogle, seorang peneliti dari Australian Strategic Policy Institute juga menemukan kejanggalan dari akun-akun Twitter terkait cuitan Lijian.

Menurutnya, terdapat lonjakan pembuatan akun pada 30 November dan 1 Desember, namun hal tersebut masih terlalu dini untuk membuktikan adanya kampanye yang diatur oleh pihak tertentu.

Baca Juga: Cek Link eform.bri.co.id/bpum Pakai KTP untuk Mengetahui Penerima BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta

Terkait penemuan-penemuan terbaru mengenai cuitan dan foto kontroversial tersebut, penelusuran lanjutan masih dilakukan oleh berbagai pihak.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x