PR BANDUNGRAYA – Pada hari Sabtu malam kemarin, 2 Januari 2021 hingga pagi ini, Minggu 3 Januari 2021, sebagian masyarakat di berbagai belahan dunia memanjakan mata dengan fenomena langit hujan meteor Quadrantids.
Sebagai salah satu peristiwa terindah di langit menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), hujan meteor Quadrantids biasanya aktif sekitar tanggal 28 Desember hingga 12 Januari setiap tahunnya.
Meski demikian, puncak fenomena Quadrantids lebih sering terlihat di awal bulan Januari, dengan durasi sekitar 6 jam.
Baca Juga: Dari Anak Asuh hingga Pemulung, Ridwan Kamil Ungkap Ada yang Lain selain Bu Cinta
Di tahun 2021 ini, puncak fenomena Quadrantids terjadi pada hari Sabtu sore hingga Minggu pagi dengan 60 hingga 200 meteor dapat terlihat melintasi bumi per jam.
Berbeda dengan hujan meteor yang lain, Quadrantids dikenal dengan fenomena hujan meteor yang melintasi bumi dengan cepat dan cerah bagaikan bola api.
Karena lebih cepat daripada hujan meteor lain, ‘bola api’ Quadrantids memproduksi tampilan warna cahaya yang terlihat di langit untuk waktu yang lebih lama daripada meteor lain.
Baca Juga: Cek Nama Anda di Sini untuk Tahu Sudah Terdaftar Penerima Vaksin Covid-19 Gratis
Pada dasarnya, Quadrantids berasal dari puing-puing asteroid, hanya batuan langit biasa, namun serpihannya terbakar dan menghasilkan cahaya terang ketika terkikis di lapisan atmosfer bumi.
Sementara hujan meteor lain biasanya berasal dari debu komet kecil yang terdiri dari bongkahan bola es atau batuan luar angkasa.