Pelarian Putri Haya tersebut sepertinya memberikan titik terang seputar kondisi Putri Latifa.
Pada tahun 2020, pengacara bernama David Haigh akhirnya menyadari bahwa usahanya menghubungi Putri Latifa tidak pernah berhasil.
Di bulan Februari 2021, mantan anggota komisi hak asasi manusia PBB, Mary Robinson mengatakan bahwa ia sangat khawatir dengan kondisi Putri Latifa.
Itulah kronologi penangkapan serta kejadian kurang mengenakkan yang terjadi terhadap Putri Latifa, putri dari Dubai sekaligus anak kandung dari Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, penguasa Dubai, wakil presiden, sekaligus perdana menteri Uni Emirat Arab.***