Perkuat Hubungan Bilateral, Joe Biden Telepon Raja Saudi untuk Pertama Kalinya setelah Renggang Cukup Lama

- 26 Februari 2021, 10:28 WIB
Presiden AS Joe Biden telah menghubungi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz untuk pertama kalinya.
Presiden AS Joe Biden telah menghubungi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz untuk pertama kalinya. /REUTERS/Tom Brenner

PR BANDUNGRAYA - Buntut panjang akan kasus di masa silam yaitu pembunuhan Jamal Kashoggi, menjadi ujian terhadap hubungan dekat antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.

Selama beberapa dasawarsa AS dan Arab Saudi diketahui tidak menjalin hubungan kerja.

Padahal sebelum kasus pembunuhan Kashoggi, saat itu AS dan Arab Saudi tengah berupaya bekerja sama untuk menghadapi pengaruh Iran yang tumbuh di Timur Tengah.

Jamal Kashoggi adalah seorang penulis kolom surat kabar Washington Post yang kerap mengkritik kebijakan putra mahkota, tercatat sebagai penduduk AS.

Baca Juga: Hasil Lengkap Babak 32 Besar Liga Eropa, Siapa Saja yang Lolos ke Babak 16 Besar?

Untuk pertama kalinya, Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat berbicara dengan Raja Salman pada Kamis, 25 Februari 2021, dan menyatakan akan menjadikan hubungan bilateral yang kuat dan transparan.

"Kami akan menjalin hubungan sekuat dan setransparan mungkin," kata Joe Biden dalam pernyataan Gedung Putih sebagaimana dilansir PRBandungRaya.com dari Reuters, Jumat 26 Februari 2021.

Pembicaraan melalui telepon itu berlangsung menjelang penerbitan laporan intelijen AS soal pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Kashoggi, pada 2018.

Laporan yang sensitif itu adalah versi terbuka dari penilaian super rahasia, yang menurut beberapa sumber tidak menyebutkan bahwa putra Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menyetujui pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Istri Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman Meninggal Dunia, Rencananya Akan Dikebumikan di Tangerang

Kashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat Kerajaan Saudi di Istanbul pada 2018.

Gedung Putih mengatakan Joe Biden dan Raja Salman membahas keamanan regional dan berbagai masalah lainnya.

Presiden baru AS mengatakan kepada Raja Saudi bahwa akan berupaya membuat hubungan bilateral sekuat mungkin.

Joe Biden kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraannya dengan Raja Saudi, berlangsung "bagus."

"Kedua pemimpin itu menegaskan sifat historis dari hubungan tersebut," kata Gedung Putih melalui pernyataan.

Baca Juga: Liga Eropa : Ditahan Imbang Belgrade, AC Milan Tetap Lolos Ke Babak 16 Besar

Pernyataan tidak menyebut-nyebut laporan soal kematian Khashoggi.

Seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa penerbitan laporan tersebut ditunda karena pembicaraan telepon Joe Biden-Raja Saudi.

Rilis laporan juga ditunda karena putra mahkota, yang merupakan penguasa de facto kerajaan, menjalani operasi awal pekan ini, kata sumber itu.

Penerbitan laporan nonrahasia tentang kematian Kashoggi merupakan bagian dari pengkajian ulang hubungan AS-Saudi oleh pemerintahan Biden sebagian terkait pembunuhan jurnalis tersebut.

Namun, Joe Biden telah menyatakan dirinya ingin mempertahankan hubungan yang kuat dengan salah satu sekutu terdekat AS di kalangan negara-negara Arab itu.

Baca Juga: 7 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Risiko Diabetes hingga Cegah Penyakit Jantung

"Pemerintahan kita difokuskan untuk menyusun ulang hubungan tersebut," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers sebelumnya.

"Dan tentu saja, ada area di mana kita akan mengungkapkan keprihatinan dan menjadikan opsi soal pertanggungjawaban tetap terbuka," tuturnya.

"Ada juga bidang-bidang di mana kita akan terus bekerja sama dengan Arab Saudi, mengingat ancaman yang mereka hadapi di kawasan itu," ia menambahkan, sambil merujuk pada saingan utama Arab Saudi dan musuh AS, Iran.

Arab Saudi menyebut kematian Khashoggi sebagai operasi ekstradisi "nakal" yang menjadi kacau, namun membantah bahwa putra mahkota terlibat.

Baca Juga: Cara Cek Saldo Rekening BLT BPJS Ketenagakerjaan, Termin 2 Akan Segera Cair untuk Karyawan

Sudah lima orang yang dihukum karena pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman mati dalam persidangan pada 2019.

Tetapi, hukuman mereka diubah menjadi 20 tahun penjara setelah keluarga Khashoggi memaafkan mereka. Tiga orangnya lainnya menerima hukuman total 24 tahun.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x