Putra Mahkota Arab Saudi Dituduh Jadi Dalang Dibalik Pembunuhan Jamal Khashoggi, Ini Isi Laporan Intelijen AS

- 27 Februari 2021, 12:48 WIB
Laporan intelijen AS sebut Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, terlibat dalam pembunuhan Jamal Kashoggi.
Laporan intelijen AS sebut Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, terlibat dalam pembunuhan Jamal Kashoggi. /REUTERS/Charles Platiau

PR BANDUNGRAYA – CIA akhirnya buka suara terkait terkait kasus pembunuhan yang menewaskan reporter Jamal Khashoggi di tahun 2018 silam pada Jumat, 26 Februari 2021.

Melalui laporan CIA tersebut, Amerika secara resmi menuduh Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang merupakan pemimpin de facto sekaligus menteri pertahanan Arab Saudi sebagai dalang dari kasus pembunuhan reporter Jamal Khashoggi.

Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, laporan CIA terkait kasus pembunuhan yang menewaskan reporter Jamal Khashoggi pada tahun 2018 lalu sengaja ditutupi.

Baca Juga: Pasca OTT Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, KPK Amankan Koper Berisi Uang Rp1 Miliar

Pada hari Jumat kemarin, laporan CIA yang menuduh Putra Mahkota Mohammed bin Salman tersebut dibacakan di depan awak media oleh perwakilan Gedung Putih.

“Kami telah menyelidiki dan menemukan bukti bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah memerintahkan operasi rahasia di Istanbul, Turki untuk menangkap dan membunuh reporter Jamal Khashoggi,” ucap perwakilan Amerika sewaktu membacakan laporan CIA pada hari Jumat kemarin.

Kesimpulan untuk menuduh putra mahkota Arab Saudi sebagai dalang di balik kasus pembunuhan reporter Jamal Khashoggi muncul setelah pihak Amerika menyadari dengan jelas bahwa seluruh keamanan Arab Saudi dipegang oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Peluang Lolos CPNS 2021 Lebih Besar, Pemerintah Bakal Siapkan 1,3 Juta Formasi

Amerika menuduh Putra Mahkota Mohammed bin Salman melihat reporter Jamal Khashoggi sebagai ancaman berbahaya atas Arab Saudi sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi reporter tersebut di dalam gedung kedutaan besar Arab Saudi yang berlokasi di Istanbul, Turki.

Dalam kesempatan membacakan laporan CIA di hari Jumat kemarin, Sekretaris Negara Tony Blinken turut mengumumkan aturan baru yang bernama Larangan Khashoggi.

Larangan Khashoggi akan mengatur pelarangan mengeluarkan visa bagi orang-orang yang ketahuan pernah melakukan penyerangan kepada jurnalis.

Baca Juga: Jo Byeong Gyu Tersandung Isu Bullying, Netizen Ingin Dua Aktor Ini Gantikan Perannya di The Uncanny Counter

Amerika Serikat sendiri juga secara resmi telah melarang 76 orang dari Arab Saudi untuk memasuki Negeri Paman Sam. Namun dari antara ke-76 orang tersebut, nama sang putra mahkota sama sekali tidak ikut disebutkan Sekretaris Negara Tony Blinken.

Sekretaris Bendahara Negara Janet Yellen juga mengumumkan sanksi resmi yang diberlakukan kepada pasukan khusus Arab Saudi yang berhubungan langsung dengan sang putra mahkota serta mantan petinggi badan intelijen Arab Saudi yaitu Ahmed al-Asiri.

Langkah membeberkan laporan penyelidikan CIA terkait kasus pembunuhan reporter Jamal Khashoggi yang didalangi oleh putra mahkota Arab Saudi, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Presiden Joe Biden beserta kepala badan intelijen Amerika, Avril Haines.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Ditangkap KPK Terkait Dugaan Korupsi, Ternyata Segini Harta Kekayaannya

Sebelumnya, laporan CIA ini sempat digagalkan muncul ke publik oleh Mantan Presiden Donald Trump.

“Saya menyelematkannya,” ucap Donald Trump kepada reporter Bob Woodward pada tahun 2019 terkait alasan Amerika tidak mau menuduh putra mahkota Arab Saudi sebagai dalang dari pembunuhan reporter Jamal Khashoggi.

Usai Putra Mahkota Mohammed bin Salman resmi dijadikan dalang dalam kasus pembunuhan reporter Jamal Khashoggi, Amerika akan menjatuhkan beberapa sanksi sekaligus kepada Arab Saudi.

Baca Juga: Usai Dicuri Orang Tak Dikenal, Dua Anjing Peliharaan Lady Gaga Akhirnya Ditemukan

Sanksi yang dijatuhkan Amerika kepada Arab Saudi di antaranya adalah menghentikan penjualan senjata dan dukungan militer kepada negara yang dikepalai Raja Salman itu untuk menghadapi perang Yaman.

Sementara itu, pihak Arab Saudi membantah keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan reporter Jamal Khashoggi.

Sebaliknya, Arab Saudi menuduh sejumlah aparat keamanan tingkat rendah telah melakukan tindakan gegabah dan menewaskan reporter Jamal Khashoggi di dalam gedung kedutaan Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Baca Juga: Dikenal Punya Sifat Ceria dan Pemberani, Simak Pengalaman Lisa BLACKPINK dari Masa Trainee Sampai Sukses Debut

Keluarga Jamal Khashoggi juga sempat dilaporkan telah memaafkan semua orang yang dituduh telah menyebabkan kematian dari si reporter. Namun Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) percaya bahwa anak Jamal Khashoggi telah dipaksa Arab Saudi untuk memaafkan pembunuh ayahnya.

Di Arab Saudi, kasus pembunuhan reporter Jamal Khashoggi ditutup dengan menuduh dua kaki tangan terdekat Putra Mahkota Mohammed bin Salman yaitu Saud al-Qahtani dan al-Asiri sebagai pelaku pembunuhan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Huff Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x