Sejarah Hari Valentine 14 Februari, Kenapa Dikaitkan dengan Coklat, Bunga dan Merah Muda? Ini Alasannya

- 13 Februari 2023, 12:38 WIB
Ilustrasi - Sejarah Hari Valentine 14 Februari, Kenapa Dikaitkan dengan Coklat, Bunga dan Merah Muda? Ini Alasannya
Ilustrasi - Sejarah Hari Valentine 14 Februari, Kenapa Dikaitkan dengan Coklat, Bunga dan Merah Muda? Ini Alasannya /Pixabay/Alexas_Foto

BANDUNGRAYA – Sejarah Hari Valentine 14 Februari, Kenapa Dikaitkan dengan Coklat, Bunga dan Merah Muda? Ini Alasannya.

Sudah menjadi hal lumrah bagi semua orang yang merayakan hari Valentine dengan cara silih bertukar kado, kartu ucapan, bunga mawar atau bunga lainnya yang berwarna merah atau merah muda, juga cokelat.

Valentine adalah hari cinta kasih dan biasanya pria seringkali menyatakan cinta kepada pujaan hatinya sembari memberikan cokelat, kado, mawar, atau kartu ucapan sehingga seringkali keempat benda tersebut diasosiasikan dengan simbol cinta.

Akan tetapi sebenarnya mengapa coklat, kado, mawar, dan kartu ucapan menjadi sederetan barang yang sangat identik dengan perayaan Valentine serta dikaitkan dengan simbol cinta? Sebagaimana dilansir dari Your Tango, simak sejarah perayaan Valentine di sini!

Baca Juga: Inspirasi Ucapan Cinta di Hari Valentine 14 Februari 2023: Dijamin Pasangan Langsung Klepek-klepek

1. Diperingati Setiap Tanggal 14 Februari Setelah Seorang Tak Berdosa Dihukum Mati

Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius I mengumumkan bahwa tanggal 14 Februari harus dijadikan sebagai hari peringatan Santo Valentinus dari Roma.

Santo Valentinus dulunya adalah seorang rakyat biasa dari Roma yang dipenjara dan dihukum mati karena menolak perintah Kaisar Claudius untuk menyembah 12 dewa-dewi.

Baca Juga: Hari Valentine! Berikan 4 Kata-kata Romantis dan Puisi Cinta dari Erich Fromm Ini untuk Sang Kekasih

Selama dipenjara, Santo Valentinus mengajari seorang anak perempuan buta bernama Julia yang merupakan anak dari petugas penjara. Valentinus mengajari Julia caranya berdoa dan percaya kepada Tuhan lalu secara menakjubkan, Julia bisa melihat kembali.

Setelah Valentinus dihukum mati tepat pada tanggal 14 Februari, Julia dipercayai menanam bunga almond tree merah muda di dekat kuburan Valentinus.

Hingga saat ini, bunga almond tree dan warna merah muda seringkali dikaitkan sebagai simbol cinta abadi dan persahabatan.

Baca Juga: Daftar Tempat Wisata di Jogja Paling Banyak Spot Fotonya: Kaum Milenial Pasti Senang Datang ke Sini

2. Asal-Usul Hari Valentine Dipercayai Berasal dari Kebiasaan Romawi Kuno

Berdasarkan kebiasaaan Pagan, perayaan yang dulu belum dikenal sebagai hari Valentine dirayakan dengan mengorbankan hewan serta mengadakan ritual kesuburan.

Festival mengorbankan hewan berlangsung dari tanggal 13 hingga 15 Februari dan dikenal dengan nama Lupercalia.

Baca Juga: Cara Ganti Sertifikat Tanah Jadi Elektronik, Simak Rincian Biayanya

Di abad ke-5 masehi, Paus Gelasius I menghapuskan festival Lupercalia dan menggantinya menjadi perayaan untuk menghargai dua orang pria bernama Valentinus yang sama-sama dieksekusi di tanggal 14 Februari tetapi berbeda tahun.

Satu-satunya kebiasaan Pagan yang boleh dipertahankan oleh Paus Gelasius I untuk merayakan hari Valentine adalah acara mengambil nama seorang gadis yang belum menikah secara acak dari sebuak kotak yang dilakukan oleh pemuda yang juga belum menikah.

Jika nama gadis itu terpilih, maka ia akan dijodohkan dengan si pemuda yang berhasil mengeluarkan namanya secara tidak sengaja. Sangat romantis.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Ternyata Rasa Lapar Memiliki Beragam Jenis! dari Lapar Hidung hingga Mulut, Simak Penjelasannya

Akan tetapi karena para pemuda tidak ingin dijodohkan secara asal, maka mereka mulai melanggar kebiasaan kuno dengan mengirim surat cinta kepada gadis yang mereka sukai.

Surat cinta dari zaman Romawi kuno ini dikenal sebagai kartu ucapan Valentine yang pertama.

Kata Valentine sendiri mulai digunakan secara massal di dunia pada tahun 1400an. Tahun di mana mesin percetakan mulai ditemukan.

3. Cokelat Valentine Berasal dari Suku Maya dan Aztek

Cokelat dipercayai sebagai benda berharga oleh suku Maya yang menganggapnya mengandung kekuatan untuk menyembuhkan. Suku Maya menyebut cokelat sebagai makanan para dewa.

Setelah menundukkan suku Maya, Raja Suku Aztek Montezuma diceritakan sangat tergila-gila pada cokelat dan meminum sekitar 50 gelas cokelat setiap harinya.

Raja Montezuma juga akan meminum gelas ke-51 apabila ia akan bertemu dengan seorang wanita. Raja Montezuma melakukan ini karena cokelat diketahui mengandung senyawa phenylethylamine yang membuat orang-orang lebih ceria dan bersemangat.

Senyawa phenylethylamine dalam cokelat ini sering disebut sebagai penyebab orang jadi jatuh cinta.

Baca Juga: Daftar Tempat Wisata di Jogja Paling Banyak Spot Fotonya: Kaum Milenial Pasti Senang Datang ke Sini.***

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x