20 Ribu Pengunjuk Rasa Banjiri Minks, Tuntut Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko untuk Mundur

- 24 Agustus 2020, 16:40 WIB
Ilustrasi demo.
Ilustrasi demo. /PIXABAY/Niek Verlaan

PR BANDUNGRAYA - Puluhan ribu pengunjuk rasa yang menuntut pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mundur, menentang peringatan dari militer pada Minggu dan membanjiri Minsk. Mereka berkumpul sebentar di dekat kediaman presiden, sebelum bubar dengan damai pada Minggu 23 Agustus 2020.

Pemimpin veteran itu mengecam para demonstran sebagai "tikus" dan terlihat dalam rekaman media pemerintah mengenakan pelindung tubuh dan memegang senapan, memproyeksikan citra pantang menyerah di tengah demonstrasi besar nasional yang meletus setelah pemilihan yang disengketakan pada 9 Agustus 2020.

Protes tersebut telah memberikan tantangan terbesar bagi 26 tahun kepemimpinan Lukashenko dan menguji kesetiaan pasukan keamanannya.

 Baca Juga: Viral Anak 3 Tahun Dicekoki Miras hingga Mabuk, Polisi Berhasil Ringkus Dua Pelaku di Luwu Timur

Jalan-jalan Minsk berubah menjadi merah dan putih saat para demonstran membawa bendera yang melambangkan oposisi mereka terhadap Lukashenko dan meneriakkan agar dia meninggalkan kekuasaan dan untuk pemilihan baru yang akan diadakan.

Kerumunan berbaris menuju kediaman Lukashenko di Istana Kemerdekaan, di tepi utara ibu kota, mayoritas berkumpul di kejauhan, sementara kelompok yang lebih kecil mendekati antara 10 dan 20 meter dari gedung, sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Reuters, 24 Agustus 2020.

Lukashenko, mantan bos pertanian negara Soviet, ditunjukkan dalam rekaman media pemerintah. Tengah melintas terbang dengan helikopter di atas para demonstran, sebelum mendarat di kediamannya dan mengenakan pelindung tubuh dengan senapan di tangannya.

 Baca Juga: Masih Pandemi, Ritual Pemotongan Rambut Gimbal Dieng Culture Festival 2020 Digelar Secara Virtual

Beberapa pengunjuk rasa yang berseliweran di bawah meneriakkan "pengecut" saat sebuah helikopter terlihat terbang keluar dari kediaman tersebut.

Kemudian, sebuah video yang diunggah ke media pemerintah menunjukkan Lukashenko berjalan ke polisi di luar kediamannya dan berterima kasih kepada mereka, kemudian para staf keamanan menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.

Ini adalah pertama kalinya dalam demonstrasi bulan ini, para pengunjuk rasa mendekati pintu gedung.

 Baca Juga: Jadi Orang Terkaya di Dunia, Simak Perjalanan Hidup Elon Musk Pemimpin Tesla dan SpaceX

Pendekatan ke istana terjadi setelah kerumunan yang diperkirakan berjumlah sebanyak 20 ribu orang berkumpul di pusat Minsk untuk akhir pekan kedua berturut-turut.

Kerumunan mulai membubarkan diri di sore hari. Tidak ada bentrokan dengan polisi, menurut laporan dari Reuters.

"Mereka berserakan seperti tikus," kata Lukashenko.

Televisi pemerintah Belarusia mengatakan 20 ribu orang ikut serta dalam protes itu.

Baca Juga: Meski Sudah Juara Liga Champions, Nasib Coutinho Masih Belum Jelas

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan mengatakan tentara akan menangani keamanan di sekitar tugu peringatan nasional Perang Dunia Kedua dan mengeluarkan peringatan langsung kepada pengunjuk rasa yang disamakan dengan fasis.

"Kami dengan tegas memperingatkan: setiap pelanggaran perdamaian dan ketertiban di tempat-tempat seperti itu. Akan langsung berurusan dengan tentara, bukan polisi lagi," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami, tentara, tidak akan membiarkan tempat-tempat ini dinodai, tidak akan ada fasisme di sana!" tutur dia.

 Baca Juga: Cek Fakta: Luhut Binsar Pandjaitan Dikabarkan Minta Pemutihan Koruptor Usai Terbakarnya Kejagung

Lanskap Moskow

Protes yang dipicu oleh klaim Lukashenko atas kemenangan telak dalam pemilihan umum pada 9 Agustus 2020 menemukan pemimpin kandidat oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya, mantan guru yang menggantikan posisi suaminya yang dipenjara dalam pemungutan suara.

Menyusul ancaman terhadap keselamatannya, Tsikhanouskaya melarikan diri ke negara tetangganya, Lituania.

 Baca Juga: 5 Inspirasi Gaya dengan Piyama ala Selebritas yang Cocok Dipakai di Luar Rumah

Sekutu tradisional Rusia mengeluarkan beberapa komentar terkuatnya namun mengkritik Tsikhanouskaya pada hari Minggu.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pernyataannya ditujukan kepada audiensi Barat.

"Sepertinya dia mulai membuat pernyataan politik, yang kasar, menuntut pemogokan, pemogokan, protes," kata Lavrov.

Baca Juga: 3 Drama Korea Ini Sukses Besar Gara-gara Angkat Topik Kesehatan Mental, Apa Saja?

Dia menggambarkan agenda politiknya sebagai kebalikan dari konstruktif, berfokus pada menciptakan perpecahan dengan menghasilkan sentimen anti-Rusia dan menekan bahasa dan budaya Rusia, dan dengan bertujuan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.

Tsikhanouskaya, yang berbicara bahasa Rusia di rumahnya, mengatakan dia ingin melihat Belarus mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia, tetapi Belarus harus tetap independen dan tidak berintegrasi lebih jauh ke Rusia, sebagaimana dikutip Reuters.

Lavrov mengatakan bahwa dengan menyerukan agar Lukashenko mundur, pengunjuk rasa mendorong krisis gaya Venezuela.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x