Kembali Memanas, Korea Utara Dituduh Habisi Pejabat Korea Selatan dengan Cara Dibakar

- 24 September 2020, 14:25 WIB
Ilustrasi bendera Korea Utara.*/PIXABAY.COM
Ilustrasi bendera Korea Utara.*/PIXABAY.COM /

PR BANDUNGRAYA - Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara kembali memanas, kali ini persoalan pembunuhan seorang pejabat menjadi penyebab tegangnya kembali hubungan kedua negara yang sebeneranya merupakan negara bersaudara itu.

Korea Selatan mengutuk kematian seorang pejabat yang diklaim ditembak oleh tentara Korea Utara di dekat perbatasan laut, Korea Selatan menilai tindakan tersebut sebagai tindakan brutal, dan menyerukan mereka yang bertanggung jawab untuk dihukum.

Kementerian pertahanan di Seoul mengatakan, pejabat kementerian kelautan dan perikanan berusia 47 tahun itu telah tewas dan mayatnya dibakar setelah menghilang dari kapal inspeksi di perairan lepas pulau perbatasan barat Yeonpyeong pada hari Senin 21 September 2020.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

"Korea Utara menemukan pria itu di perairannya dan melakukan tindakan brutal dengan menembaki dan membakar tubuhnya, menurut analisis menyeluruh militer kami terhadap berbagai intelijen," kata pihak Kementerian sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari The Guardian.

“Militer kami mengutuk keras tindakan brutal tersebut dan sangat mendesak Korea Utara untuk memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab. Kami juga dengan tegas memperingatkan Korea Utara bahwa semua tanggung jawab atas insiden ini ada di tangannya," kata dia.

Jika laporan itu akurat, kematian itu akan menjadi yang pertama bagi seorang warga Korea Selatan di Korea Utara sejak 2008, ketika tentara Korea Utara menembak seorang wanita berusia 53 tahun yang dilaporkan berkeliaran di zona terlarang selama kunjungan untuk lari bersama disebuah Resor Gunung Kumgang.

Baca Juga: Ngobrol Santai dengan NCTzen di VLIVE, Sungchan dan Shotaro NCT 2020 Pamer Daya Tarik Masing-masing

Laporan media Korea Selatan mengatakan, pejabat yang belum disebutkan namanya itu hilang dari kapal inspeksi sekitar 10 kilometer selatan perbatasan laut de facto antara Korea Utara dan Selatan saat menyelidiki klaim penangkapan ikan yang tidak sah.

Menurut laporan, rekan korban mengatakan bahwa korban tidak hadir dari makan siang dan hanya menemukan sepatunya di kapal. Hal itu memicu pencarian yang melibatkan kapal dan pesawat, dan berakhir di perairan Korea Utara.

Dinas intelijen Korea Selatan sendiri tidak dapat mengonfirmasi perincian seputar evakuasi pejabat tersebut mengingat gangguan saluran komunikasi dengan Pyongyang baru-baru ini. 

Baca Juga: Berikut Ini Aturan dan Sanksi Pelanggaran Kampanye di Tengah Pandemi Covid-19

Pada Juni lalu, Korea Utara memutuskan hotline antar Korea, dimana merupakan titik kontak penting antara kedua pemerintah dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea secara berturut-turut atas rencana para aktivis di Selatan untuk mengirim selebaran propaganda yang mengkritik rezim Korea Utara dan menyuruh warga Utara melewati perbatasan.

Kantor berita Yonhap mengutip sumber-sumber intelijen yang mengatakan bahwa pejabat itu telah diinterogasi oleh tentara Korea Utara ketika berusaha untuk membelot dan bahwa dia ditembak atas perintah seorang pejabat senior. Dilaporkan bahwa mayatnya telah disiram oleh minyak kemudian dibakar.

Tidak jelas mengapa dia ditembak, tetapi kantor berita Yonhap mengutip sumber yang mengatakan bahwa pasukan Korea Utara mungkin bertindak di bawah perintah anti-virus corona.

Baca Juga: Diminta Ungkapkan Cinta kepada Penggemar, Begini Jawaban Tulus Member BTS, ARMY Siap-siap Terharu!

Komandan Pasukan AS Korea, Robert Abrams mengatakan pihak berwenang Korea Utara telah mengeluarkan perintah tembak dan bunuh untuk mencegah virus Corona memasuki negara itu dari Tiongkok, menciptakan zona penyangga di perbatasan dengan tentara pasukan khusus yang siap membunuh.

Juli lalu, seorang pria yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu memicu ketakutan akan virus corona ketika dia menyeberang kembali ke perbatasan bersenjata lengkap ke Korea Utara.

Kedatangannya mendorong pejabat Korea Utara untuk mengunci kota perbatasan dan mengarantina ribuan orang karena khawatir dia mungkin membawa virus, meskipun pejabat Korea Selatan mengklaim pria itu tidak membawa virus.

Baca Juga: Diumumkan Secara Daring, KPU Tetapkan 486 Pasangan Calon di Pilkada 2020 Memenuhi Syarat

Laut Kuning, yang terletak di sebelah barat semenanjung Korea, telah menjadi sumber ketegangan antara tetangga, yang secara teknis masih berperang setelah perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata tetapi bukan perjanjian damai.

Pada November 2010, Korea Utara menembaki pulau Yeonpyeong, menewaskan empat orang dan memicu pembalasan oleh Selatan dalam salah satu bentrokan terburuk sejak akhir perang Korea.

Awal tahun itu, 46 pelaut Korea Selatan tewas ketika kapal mereka, Cheonan, diserang oleh torpedo Korea Utara di lepas pantai pulau Baengnyeong di dekatnya.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x