Hati-hati, Peneliti Temukan Masker N95 Buatan Tiongkok yang Diklaim Tidak Memenuhi Standar

- 2 Oktober 2020, 13:55 WIB
Masker N95.
Masker N95. /RRI

PR BANDUNGRAYA – Seperti diketahui, masker N95 bisa menyaring 95 persen partikel aerosol untuk mencegah bahaya infeksi.

Namun, baru-baru ini ECRI, organisasi keselamatan pasien nonprofit telah mengeluarkan peringatan berisiko tinggi untuk masker tersebut.

Pasalnya, menurut analisisnya 70 persen masker N95 yang dipasang di Tiongkok tidak memenuhi kriteria filtrasi atau tidak memenuhi standar.

Mengenai hal tersebut, rumah sakit di Amerika Serikat (AS) harus menahan kekecewaan karena masker N95 buatan Tiongkok tidak memenuhi standar kesehatan.

Baca Juga: Kenali Bahaya Hydroxycut, Pil Diet yang dikonsumsi Tekashi 6ix9ine hingga Sebabkan Overdosis

Selain itu, institusi di AS juga mengklaim bahwa masker N95 buatan Tiongkok tidak memenuhi standar.

Emergency Care Research Institute (ECRI) baru-baru ini meneliti masker N95 buatan Tiongkok, hasilnya ditemukan bahwa 60 persen hingga 70 persen masker N95 buatan Tiongkok tidak memenuhi standar minimum masker N95 di AS.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI, hal ini terungkap setelah peneliti ECRI menguji total 200 masker N95 dari 15 produsen berbeda.

Sebelumnya, masker N95 dirancang untuk menyaring 95 persen partikel aerosol yang terkandung dalam udara maupun tetesan cair.

Marcus Schabacker, Doctor of Medicine/MD dan CEO ECRI, mengatakan pandemi serius telah menyebabkan rumah sakit AS membeli ratusan ribu masker yang dibuat di Tiongkok selama enam bulan terakhir.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump dan Sang Istri Positif Covid-19, Begini Kondisi Keduanya Kata Dokter

Mereka menemukan bahwa banyak dari jenis masker ini tidak aman dan efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19.

“Kami telah menemukan bahwa banyak masker KN95 Tiongkok yang tidak efektif pada penyebaran Covid-19. Penggunaan masker yang tidak memenuhi standar AS dapat menempatkan pasien dan tenaga medis di garis depan dalam risiko,” kata Marcus Schabacker.

Marcus merekomendasikan agar para staf medis melakukan lebih banyak penelitian sebelum membeli masker non-AS atau bersertifikat.

ECRI mengatakan bahwa pada saat pandemi dimulai, staf medis AS berganti ke masker N95 buatan Tiongkok karena kurangnya alat pelindung diri (APD).

Meskipun produksi alat pelindung diri di Amerika Serikat telah meningkat dengan dukungan pihak berwenang, namun pasokan masih terbatas sehingga pemasok tetap membeli masker KN95 yang tidak memenuhi standar AS.

Baca Juga: Lirik Bet You Wanna BLACKPINK, Lagu Terbaru yang Berkolaborasi dengan Cardi B

Mereka bahkan mengembalikan persediaan medis ini ke Tiongkok. Beberapa masih dipakai seperti masker bedah standar yang dapat mencegah orang yang terinfeksi menyebar ke orang lain.

Namun faktanya, masker ternyata belum cukup untuk bisa melindungi dari infeksi virus corona, terutama bagi para tenaga medis.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah