PR BANDUNGRAYA - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed telah berjanji sebelumnya akan meluncurkan operasi militer di wilayah Tigray di tengah laporan bahwa pasukan Tigray telah menguasai situs militer federal.
Pada Sabtu, 7 November 2020, Ethiopia pindah untuk menggantikan kepemimpinan di wilayah Tigray, di mana terjadi bentrokan antara pasukan regional dan pemerintah federal.
Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari AP News, hal tersebut telah menyebabkan kekhawatiran yang meningkat bahwa kekuatan utama Afrika dapat meluncur ke dalam perang saudara.
Baca Juga: Jusuf Kalla Dituding Menghalangi Rizal Ramli Jadi Menteri pada Pemerintahan SBY, Ini Tanggapnya
Pemungutan suara oleh majelis tinggi parlemen, House of Federation, untuk mendirikan pemerintahan sementara tidak memerlukan persetujuan lebih lanjut.
Dalam hal itu berarti memberi Abiy Ahmed kekuatan untuk melaksanakan tindakan terhadap kepemimpinan Tigray yang dianggap pemerintahnya ilegal.
Abiy Ahmed menegaskan bahwa unsur kriminal tidak dapat lepas dari aturan hukum, dengan kedok mencari rekonsiliasi dan seruan untuk dialog.
Sementara para ahli, dan diplomat menyaksikan dengan cemas ketika dua angkatan bersenjata bentrok di salah satu wilayah paling strategis namun rentan di dunia, Tanduk Afrika.
Baca Juga: King Von Tewas Tertembak Usai Terlibat Pertengkaran di Klub Malam, Petugas Polisi Diduga Terlibat
Para pengamat memperingatkan bahwa perang saudara di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika dengan 110 juta orang, dapat mengguncang negara tetangga seperti Sudan, Eritrea, dan Somalia.