WHO Sebut 6 Negara Ini Melaporkan Mutasi Virus Corona yang Ditemukan di Peternakan Cerpelai

- 8 November 2020, 20:03 WIB
Ilustrasi peternakan cerpelai bisa tularkan virus corona ke manusia.
Ilustrasi peternakan cerpelai bisa tularkan virus corona ke manusia. /PIXABAY/Alexander Ratov

PR BANDUNGRAYA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pernyataan bahwa enam negara telah melaporkan mutasi virus corona ditemukan di peternakan cerpelai.

WHO mengungkapkan Denmark dan Amerika Serikat termasuk di antara enam negara yang telah melaporkan kasus virus corona baru yang terkait dengan peternakan cerpelai.

Sementara negara lain yang telah menemukan SARS-CoV-2 pada cerpelai di antaranya Belanda, Spanyol, Italia, dan Swedia.

Baca Juga: Punya Riwayat Penyakit Stroke, Gatot Brajamusti Meninggal Dunia di Usia 58 Tahun

Baru-baru ini Denmark telah memberlakukan tindakan ketat setelah memperingatkan bahwa mutasi virus telah berpindah dari cerpelai kepada manusia, dan menginfeksi sekira 12 orang.

Denmark mengatakan bahwa mutasi virus yang terjadi saat ini dapat mengancam keefektifan vaksin di masa yang akan datang.

Berlanjut dengan memerintahkan untuk pemusnahan seluruh cerpelai yang ada di negara itu yang diperkirakan mencapai 15 hingga 17 juta ekor.

Sementara, para ilmuwan menjelaskan bahwa mutasi virus adalah hal biasa terjadi, dan kebanyakan dari kasus tidak menunjukan bahaya.

Baca Juga: Janji Joe Biden Akan Susun Kabinet yang Beragam, Mulai dari Gay, Kulit Hitam hingga Orang Asia

Selain itu mutasi virus dianggap oleh para ilmuwan tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah pada manusia.

Akan tetapi otoritas kesehatan Denmark telah menyatakan bahwa strain yang dikenal dengan ‘cluster 5’ ini, tidak dihambat oleh antibodi yang setara dengan virus normal.

Mereka khawatir mutasi virus dapat mempengaruhi keefektifan, dan kemanjuran vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.

Sementara menurut pengamatan awal WHO menunjukkan bahwa gambaran klinis tingkat keparahan dan penularan di antara mereka yang terinfeksi serupa dengan virus SARS-CoV-2 yang beredar.

Baca Juga: INFO CPNS 2021, Berikut 5 Instansi yang Membuka Lowongan Khusus SMA Sederajat

Akan tetapi pada varian 'cluster 5' lebih unik karena terdapat kombinasi mutasi, atau perubahan yang sebelumnya belum pernah diteliti.

WHO menambahkan implikasi dari perubahan yang teridentifikasi pada varian ini belum dipahami dengan baik.

Badan PBB tersebut mengatakan temuan awal menunjukkan varian terkait cerpelai ini telah cukup menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penawar.

WHO menyerukan untuk melakukan studi lebih lanjut, agar dapt memverifikasi temuan awal dan lebih memahami implikasi potensial dari temuan ini dalam hal diagnostik.

Baca Juga: Usai Deklarasi, Partai Masyumi Targetkan UAS dan Amien Rais Menjadi Anggota Majelis Syuro

"Meskipun virus diyakini secara leluhur terkait dengan kelelawar, asal dan inang perantara SARS-CoV-2 belum diidentifikasi," kata WHO sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Channel News Asia.

Sejak Juni 2020 sekitar 214 kasus Covid-19 dengan varian SARS-CoV-2 yang terkait dengan cerpelai, diidentifikasi pada manusia di Denmark.

Termasuk pada kasus baru yang dilaporkan pada 5 November telah menginfeksi 12 orang dengan varian unik.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x