Bom Meledak di Jeddah dalam Peringatan Perang Dunia I, Empat Orang Dilaporkan Terluka

- 12 November 2020, 06:32 WIB
Ilustrasi bom meledak.
Ilustrasi bom meledak. /Pixabay

"Serangan seperti itu terhadap orang yang tidak bersalah memalukan dan sepenuhnya tanpa pembenaran," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh kedutaan besar dari lima negara yang hadir.

“Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di pemakaman non-Muslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Prancis, menjadi sasaran serangan IED (alat peledak improvisasi) pagi ini, yang melukai beberapa orang,” kata kementerian luar negeri Prancis sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera.

Prancis telah mendesak warganya di kerajaan untuk waspada maksimum di tengah ketegangan yang meningkat setelah penyerang bulan lalu memenggal kepala seorang guru sekolah menengah Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Terkenal Jadi Pembuat Onar dalam Hubungan, Bahkan Ada yang Manipulatif, Kamu Termasuk?

Kedutaan Prancis di Uni Emirat Arab juga meminta warga Prancis untuk tetap waspada setelah serangan itu.

Mesir mengutuk serangan brutal yang menargetkan pemakaman di Jeddah dan mengatakan mendukung Arab Saudi dengan tindakan apapun yang diambil Kerajaan untuk melindungi keamanannya.

Ledakan pada Rabu, 11 November 2020, terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron, sasaran kemarahan di sebagian besar dunia Muslim karena berjanji untuk membela komentar dan gambar yang meremehkan Islam setelah rentetan serangan, menghadiri upacara peringatan Perang Dunia I di Paris.

Beberapa negara memperingati 102 tahun gencatan senjata yang ditandatangani Jerman dan negara-negara sekutu untuk mengakhiri perang 1914-1918.

Baca Juga: Selamat Hari Ayah Nasional yang Diperingati Setiap 12 November, Simak Sejarah Singkatnya

Emmanuel Macron dengan keras membela hak untuk menerbitkan kartun yang dipandang sangat ofensif oleh umat Islam, termasuk karikatur Nabi Muhammad yang dicetak oleh majalah satir Charlie Hebdo.

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah