Bayang-bayang Beban Berat KKPS dan PPS di Pemilu Serentak 2024, Anggota KPU: Benar-benar Sibuk

21 Februari 2021, 21:36 WIB
Dokumentasi. Prabowo Subianto (kiri) dan Joko Widodo (kanan) menunjukkan nomor urut Pilpres 2019.Prabowo Subianto (kiri) dan Joko Widodo (kanan) menunjukkan nomor urut Pilpres 2019. /ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

PR BANDUNGRAYA - Komisi Pemilihan Umun (KPU) RI, meminta semua pihak berperan dalam menyukseskan pemilihan umum. Dalam hal ini, KPU melihat ada beban berat tentang penyelenggaraan pemilu, pilpres, dan pilkada secara serentak pada pada 2024.

Anggota KPU, Pramono Ubaid Tanthowi mengaku merasakan beban berat tentang pemilu serentak.

Kata dia, beban berat yang dirasakan sangat dirasakan jajaran paling depan, yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Laga Serie A: AC Milan vs Inter Milan Malam Ini, Minggu 21 Februari 2021 Pukul 21.00 WIB

Seperti diberitakan Antara News, Pramono menjelaskan, KPU RI sebenarnya banyak berperan pada fungsi regulasi.

Selain itu, ada monitoring dan supervisi. Tetapi secara teknis yang mengerjakan pada tahapan pemilu adalah penyelenggara di tingkat kabupaten/kota serta unsurnya.

Dia mencotohkan, dalam satu hari ada rekapitulasi dukungan calon perseorangan pilkada.

Baca Juga: Diterpa Isu Perselingkuhan dengan Ayus, Begini Respon Ayah Nissa Sabyan

Kemudian besoknya harus sudah ada pleno, rekapitulasi verifikasi dukungan parpol.

"Sehingga benar-benar pekerjaan yang sangat sibuk ," ujar Pramono.

Beban berat petugas di lapangan pun disoroti Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Agustyati.

Baca Juga: Joe Biden Digadang-gadang Akan Tunjuk Rahm Emanuel sebagai Duta Besar Salah Satu Negara di Asia

Beban pekerjaan berat bagi penyelenggara pemilihan jika pemilu, pilpres, dan pilkada digelar secara bersamaan.

Terlebih kata dia, pemilu seperti pilkada di mana penyelenggaraanya di tengah masa Pandemi Covid-19.

"Bagi penyelenggara pemilu untuk melakukan serangkaian simulasi dan pemetaan," kata Khoirunnisa.

"Tahapan pemilihan nantinya akan sangat berdempetan dalam satu tahun tersebut sebagaimana dikutip Perludem.org," jelasnya.

Jika pilpres, nantinya harus dilaksanakan dalam dua putaran, tentunya harus diantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. "Misalnya petugas kelelahan dan lain-lain," ujar dia.***

Editor: Rizki Laelani

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler