Waspada! Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Jarak Luncur 1.900 meter

2 Maret 2021, 06:30 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas guguran, Selasa 2 Maret 2021, pukul 5.11 WIB. /Twitter.com/@BPPTKG

PR BANDUNGRAYA - Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas guguran.

Gunung Merapi diketahui sebelumnya dinyatakan erupsi pada 4 Januari 2021 lalu.

"Sejak tanggal 4 Januari 2021, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Baca Juga: Diduga Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi, Tunangannya Minta Putra Mahkota Arab Saudi Dihukum Tanpa Penundaan

Meskipun berulang kali mengeluarkan awan panas dan guguran lava, hal tersebut tidak mengubah status Gunung Merapi saat ini.

Gunung Merapi berstatus Siaga sejak 5 November 2020.

Awan panas guguran tersebut terjadi pada pukul 5.11 WIB pada Selasa 2 Maret 2021 sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Twitter @BPPTKG.

Baca Juga: 200 Lebih Jurnalis Terpapar Covid-19, AJI Indonesia Galang Bantuan Bersama Pihak Swasta

Awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan berdurasi 171 detik.

Jarak luncur awan panas tersebut sepanjang 1.900 meter ke arah barat daya.

Dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi, diketahui pada Senin malam hari Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Juga: Siapkan Dokumen Ini untuk Daftar KIP Kuliah, Cek Nama Penerima Beasiswa di kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Teramati oleh BPPTKG terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Krasak, dan Sat).

Aktivitas awan panas guguran dan guguran lava pijar ini tidak mengubah rekomendasi.

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Baca Juga: Sah! Kemdikbud Lanjutkan Kebijakan Bantuan Kuota Internet Gratis, Begini Cara Pendaftarannya

BPPTKG menyatakan bila Gunung Merapi mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Kemudian BPPTKG juga melaporkan adanya kubah lava baru di Gunung Merapi yang berada di kawah puncaknya.

"Volume kubah lava terukur sebesar 426.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata sekitar 10.000 meter kubik per hari," kata Hanik sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Selasa 2 Maret 2021.

Baca Juga: Penyebar Video Syur Mirip GL Ditangkap, Polisi Ungkap Motif Para Pelaku

Kubah lava baru tersebut muncul per tanggal 17 Februari 2021 lalu.

Hanik menyatakan volume kubah lava baru itu sedikit lebih besar dibandingkan kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi.

Kubah lava baru itu terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021. Kubah lava tersebut berada di atas lava sisa erupsi tahun 1997.

Baca Juga: Wabup Indramayu Lucky Hakim Ngebet Kawin, Intip Total Kekayaannya

"Secara umum baik yang ada di tengah maupun di barat daya, pertumbuhannya rata-rata 10.000 meter kubik. Ini termasuk pertumbuhan yang kecil untuk ukuran Merapi," ucap Hanik.

Menurut Hanik, pertumbuhan kubah lava di tengah kawah puncak Merapi cenderung berkembang ke arah barat.

BPPTKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan kedua kubah lava itu akan bersatu.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: ANTARA Twitter @BPPTKG

Tags

Terkini

Terpopuler