Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur Mencapai 1.700 Meter

- 1 Maret 2021, 12:54 WIB
Guguran material vulkanik Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu 24 Februari 2021
Guguran material vulkanik Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu 24 Februari 2021 /Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah/

PR BANDUNG RAYA - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi dilaporkan masih tinggi. Baru-baru ini, Gunung Merapi tercatat kembali keluarkan awan panas guguran.

Seperti yang diketahui, Gunung Merapi dinyatakan erupsi pada 4 Januari 2021 lalu.

"Sejak tanggal 4 Januari 2021, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Baca Juga: Investasi Miras Berpotensi Dibuka di Semua Provinsi, Ini Penjelasan dari Hidayat Nur Wahid

Meskipun berulang kali mengeluarkan awan panas dan guguran lava, hal tersebut tidak mengubah status Gunung Merapi saat ini.

Sebagai informasi, Gunung Merapi telah dinyatakan berstatus Siaga sejak 5 November 2020.

Awan panas guguran tersebut terjadi pada pukul 04.25 WIB pada Senin 1 Maret 2021 sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Twitter @BPPTKG.

Baca Juga: Nurdin Abdullah Peraih Penghargaan Anti Korupsi Kini Ditangkap KPK, Henry Subiakto: Apa yang Salah?

Awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 156 detik.

Jarak luncur awan panas tersebut sepanjang 1700 meter ke arah barat daya.

Dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi, diketahui pada Minggu dini hari Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar.

Baca Juga: HOAKS atau FAKTA: Tersiar Kabar Pemerintah Izinkan Penjualan Miras Demi Bantu Kas Negara

Teramati oleh BPPTKG terjadi 35 guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1200 meter ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Krasak, dan Sat).

Aktivitas awan panas guguran dan guguran lava pijar ini tidak mengubah rekomendasi.

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Baca Juga: Liga Inggris: Tiga Poin dari Kandang, Leicester City Angkat Arsenal ke Posisi 10 Besar

BPPTKG menyatakan bila Gunung Merapi mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Kemudian BPPTKG juga melaporkan adanya kubah lava baru di Gunung Merapi yang berada di kawah puncaknya.

"Volume kubah lava terukur sebesar 426.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata sekitar 10.000 meter kubik per hari," kata Hanik dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Senin 1 Maret 2021.

Baca Juga: Kecewa Album Terbarunya Hilang dari Spotify, Tablo Epik High: Mengapa Selalu Seniman dan Fans yang Menderita?

Kubah lava baru tersebut muncul per tanggal 17 Februari 2021 lalu.

Hanik menyatakan volume kubah lava baru itu sedikit lebih besar dibandingkan kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi.

Kubah lava baru itu terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021. Kubah lava tersebut berada di atas lava sisa erupsi tahun 1997.

Baca Juga: Presiden Jokowi Izinkan Investasi Miras, Ketua MUI: Mudaratnya Bagi Umat

"Secara umum baik yang ada di tengah maupun di barat daya, pertumbuhannya rata-rata 10.000 meter kubik. Ini termasuk pertumbuhan yang kecil untuk ukuran Merapi," jelas Hanik.

Menurut Hanik, pertumbuhan kubah lava di tengah kawah puncak Merapi cenderung berkembang ke arah barat.

BPPTKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan kedua kubah lava itu akan bersatu.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x