Gunung Merapi Luncurkan 10 Kali Guguran Lava Pijar, BPPTKG: Teramati Maksimum 1.000 Meter ke Arah Barat Daya

- 7 Februari 2021, 13:13 WIB
Foto saat Gunung Merapi menyemburkan awan panas pada Rabu, 27 Januari 2021 lalu.
Foto saat Gunung Merapi menyemburkan awan panas pada Rabu, 27 Januari 2021 lalu. /twitter.com/BPPTKG/
 
PR BANDUNG RAYA - Sejak dinyatakan erupsi awal tahun 2021 ini, Gunung Merapi pada Minggu 7 Februari 2021 meluncurkan 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum satu kilometer. 
 
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyampaikan bahwa guguran lava pijar Gunung Merapi tersebut teramati dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. 
 
"Teramati guguran dan guguran lava pijar 10 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong," katanya dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Minggu 7 Februari 2021. 
 
 
Selama pengamatan tersebut, Gunung Merapi mengalami 27 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-11 mm selama 11,4-52,2 detik dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 6 mm selama 7,6-9,4 detik. 
 
Dari puncak kawah Gunung Merapi sendiri tidak teramati asap kawah. 
 
Sehari sebelumnya, pada pukul 18.00-24.00 WIB teramati Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar sebanyak 12 kali dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya. 
 
 
Sampai saat ini BPPTKG masih menetapkan Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. 
 
Hanik juga menyampaikan pada Jumat 5 Februari 2021 lalu bahwa Gunung Merapi membentuk kubah lava baru di tengah puncaknya. 
 
"Per tanggal 4 (Februari) mulai kelihatan. Kita duga kubah lava yang di tengah tumbuh," ujar Hanik. 
 
 
Sejauh ini, Gunung Merapi memiliki satu kubah lava yang berada di sisi barat daya atau tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. 
 
Hanik menyampaikan bahwa baru kali ini Gunung Merapi memiliki dua kubah lava. 
 
"Baru kali ini dalam sejarah, Gunung Merapi mempunyai dua kubah lava," tuturnya. 
 
 
Berdasarkan hasil pengamatan, kubah lava baru tersebut masih berasal dari satu jalur kepundan yang sama dengan kubah lava pertama. 
 
Pada Desember 2020, BPPTKG mendeteksi adanya pelebaran letak hiposenter kegempaan vulkanik Gunung Merapi yang kemudian membentuk dua ujung jalur keluarnya magma. 
 
Adanya kubah lava baru di Gunung Merapi mengakibatkan perubahan morfologi di area puncak Merapi. 
 
 
Ditanya tentang potensi bahaya, Hanik menjelaskan bahwa kubah lava baru tersebut memiliki potensi bahaya yang rendah. 
 
"Kami mencoba mengambil foto drone hari ini (5 Februari 2021) tapi gagal karena selalu tertutup kabut, namun demikian secara asesmen potensi bahayanya belum signifikan," ucapnya. 
 
Hanik menjelaskan apabila kubah lava baru itu mengeluarkan guguran lava atau awan panas, kemungkinan akan mengarah ke bukaan kawah atau ke tenggara arah Kali Gendol.
 
 
Jangkauannya diperkirakan tidak akan sampai ke permukiman warga. 
 
Sejak dinyatakan dengan status Siaga sejak akhir tahun 2020, Gunung Merapi masih mengeluarkan awanguguran panas dan sejumlah material vulkanik.*** 

Editor: Yuni

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x