BANDUNGRAYA.ID – Usai tragedi mencekam gas air mata yang memakan 135 korban jiwa, Stadion Kanjuruhan akan direnovasi.
Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu menjadi bencana dalam sejarah sepak bola terbesar di Indonesia.
Tragedi Stadion Kanjuruhan ini juga menyita perhatian asing, termasuk dari FIFA.
Karena insiden di Stadion Kanjuruhan itu, Liga 1 dihentikan sementara penyelenggaraannya selama satu minggu.
Berbagai tokoh sepak bola dunia turut mengucapkan belangsukawa terhadap kejadian mematikan tersebut.
Untuk mencegah tragedi ini tidak terulang kembali, pemerintah memutuskan untuk merenovasi Stadion Kanjuruhan agar sesuai standar FIFA.
Berikut adalah fakta penting renovasi Stadion Kanjuruhan usai tragedi mencekam gas air mata dilansir dari akun Instagram @indonesiabaik.id.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan Stadion Kanjuruhan akan diruntuhkan dan dibangun kembali.
Pembangunan ulang stadion tersebut bertujuan agar stadion dapat menepati standar FIFA.
Renovasi Stadion Kanjuruhan itu juga menjadi bagian dari transformasi dan reformasi sepak Indonesia.
Stadion yang menjadi kandang Arema FC itu diharapkan menjadi standar bagi semua stadion lain di Indonesia.
Renovasi stadion telah dijadwalkan akan dimulai awal 2023.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menjadi pelaksanaan agenda tersebut.
Renovasi tersebut dijadwalkan akan selesai dalam satu tahun. Dana yang dikeluarkan dari APBN saat ini belum ditentukan.
Transformasi Stadion Kanjuruhan akan difokuskan pada standar keamanan dalam stadion.
Faktor terpenting dalam transformasi tersebut adalah mengutamakan keselamatan penonton dan pemain.
Hal ini sudah sesuai dengan kesepakatan pemerintah Indonesia dengan FIFA.
Renovasi tersebut juga akan mengubah beberapa hal dalam stadion.
Pertama, tangga-tangga tribun penonton. Tribun ekonomi sudah dipastikan menjadi fokus utamanya.
Pintu stadion juga akan diubah dan diperbaiki. Pasalnya pintu tersebut tidak memiliki jarak dengan anak tangga.
Terlebih, elevasi anak tangga dekat pintu stadion tersebut dinilai terlalu curam.
Sistem penerangan stadion juga dipastikan akan diperbaiki agar memudahkan penonton dalam menyaksikan pertandingan.
Saat Tragedi Kanjuruhan, dapat terlihat korban kesulitan keluar karena salah satunya penerangan yang kurang memadai.
Perimeter juga akan dibuat sebagai pagar pembatas. Lalu, toilet dipastikan ikut direnovasi.
Tidak hanya sekadar renovasi, pemerintah akan membangun sebuah monumen.
Monumen di Stadion Kanjuruhan nantinya untuk mengenang tragedi mencekam gas air mata itu.***