Varian Baru Virus Corona Makin Menyebar, Menkes Budi: Penyebarannya Lebih Cepat, Tapi Bisa Dideteksi

- 30 Desember 2020, 12:36 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi memberikan keterangan mengenai strain baru virus Covid-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi memberikan keterangan mengenai strain baru virus Covid-19 /Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Youtube/

PR BANDUNGRAYA – Baru-baru ini sejumlah negara melaporkan kasus adanya mutasi virus Covid-19. Virus hasil mutasi ini diduga lebih berbahaya dari virus sebelumnya.

Dr. Mia Miranti, M.P., ahli mikrobiologi Universitas Padjadjaran menyatakan bahwa virus Covid-19 termasuk ke dalam virus RNA.

RNA merupakan salah satu jenis asam nukleat yang menjadi salah satu ciri makhluk hidup.

Baca Juga: Terlihat Tak Berdaya dan Sesak Napas, Beredar Video Kondisi Syekh Ali Jaber: Saya Tak Kuat Lagi..

“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mia dikutip PRBandungRaya.com dari situs resmi Universitas Padjadjaran pada 29 Desember 2020

Virus Covid-19 di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi berdasarkan laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu.

Strain virus Covid-19 yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di Wuhan, Tiongkok.

Baca Juga: Lebih dari 500 Nakes Meninggal Dunia di Tengah Pandemi, Ini Janji Menteri Kesehatan Budi Gunadi

“Hanya saja proses mutasinya tidak seperti yang sekarang sedang heboh di Inggris,” tambahnya.

Mia menambahkan proses mutasi yang terjadi di Inggris bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Karena mutasi virus dipengaruhi oleh faktor inangnya, Mia berpendapat bahwa pengembangan vaksin disesuaikan dengan hasil mutasi virusnya.

Baca Juga: Heboh! Justin Bieber dan Hailey Baldwin Saling Balas Komentar ‘Berbau Seksual’ di Instagram

“Vaksin Covid-19 di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan karakter virus yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju yang baru, Budi Gunadi menjelaskan bahwa adanya strain baru virus Covid-19.

“Strain baru ini memang ada, penyebarannya lebih cepat namun tidak terbukti dia lebih parah,” katanya dikutip PRBandungRaya.com dari Youtube Sekretariat Presiden pada 29 Desember 2020.

Baca Juga: Menteri KKP Baru Ajak Banyak Pihak untuk Diskusi, Susi Pudjiastuti Paling Depan Menanggapi

“Strain virus ini bisa dideteksi dengan tes antigen dan PCR,” tambahnya.

Pertanyaan selanjutnya adalah strain virus ini apakah sudah ada di Indonesia. Budi menjelaskan bahwa sampai saat ini belum diketahui apakah ada atau tidak.

Budi menjelaskan untuk mengetahuinya diperlukan sekuens genom, untuk mengurai informasi genetik yang ada di virus tersebut.

Baca Juga: 6 Fakta Manchester United Menang Kontra Wolves, Bruno Fernandes Catatkan Rekor Ini

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan bekerja sama dan berkoordinasi dengan laboratorium yang memiliki kemampuan sekuens genom dan Kemenristek BRIN untuk bertukar informasi dan proses kerja.

Budi memastikan Kemenkes akan bekerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit yang memiliki pasien Covid-19 yang banyak untuk rutin mengirimkan sampelnya ke laboratorium yang ditunjuk.

Sejauh ini, laboratorium yang berhasil melakukan sekuens genom utuh virus SARS-CoV-2 ini adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Baca Juga: Hore! Mensos Tri Rismaharini Pastikan Mulai 4 Januari 2021 Mendatang Bansos Kembali Disalurkan

LIPI sudah melakukan sekuens genom utuh dengan teknologi Oxford Nanopore dikutip PRBandungRaya.com dari portal resmi LIPI pada tanggal 29 Agustus lalu.

“Virus penyebab Covid-19 memiliki genom yang berukuran sebesar kurang lebih 29,8-29,9 kb,” kata Anggia Presetyoputri, salah satu seorang peneliti dari kelompok Drug Discovery and Development.

“Rangkaian materi genetik pada genom tersebut dapat diperoleh urutan basanya melalui WGS (Whole Genome Sequencing),” ujarnya.

Baca Juga: Gisel Jadi Tersangka, Netizen Heboh Bahas Link Video Syur 19 Detik di Media Sosial, UU ITE Mengancam

Anggia menambahkan dengan melakukan WGS akan diketahui mutasi apa saja yang dimiliki dan potensi dampak terhadap keganasan dan penularannya.

“Termasuk juga untuk pengembangan vaksin yang lebih sesuai untuk masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Budi juga memastikan untuk rutin melakukan genome sequencing ini untuk mengetahui apakah ada strain baru virus Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Bukan Hanya Sinovac, Budi Gunadi Umumkan Indonesia Pesan Vaksin Covid-19 dari Pfizer hingga Novavax

Selain itu, Kemenkes juga akan selalu bekerja sama dengan laboratorium internasional yang melakukan genome sequencing untuk mengetahui pola penyebarannya.

“Apa yang harus dilakukan masyarakat? Tetap sama, yaitu tetap memakai masker, itu yang paling utama, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan,” tegasnya.***

Editor: Yuni

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden LIPI Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah