Hal tersebut menghantarkan Johny Setiawan untuk berkuliah S1 hingga S3 di Jerman. Perjalanannya di Jerman dimulai dari mengikuti pendidikan pra-universitas (studienkolleg) di kota Heidelberg pada tahun 1993.
Baca Juga: BLT Rp3 Juta untuk Ibu Hamil dan Balita Hanya Bisa Cair Jika Punya KPS, Begini Cara Mendapatkannya
Ditahun yang sama pula Ia berkuliah di Universitas Freiburg dengan mengambil bidang ilmu fisika, dan menyelesaikannya di tahun 1999 dengan gelar diploma physiker (setara master).
Johny Setiawan lalu mendapatkan beasiswa dari Europan Southern Observatory untuk melanjutkan ke program doktoral di Keipenheuer Institute for Solar Physics, Universitas Feiburg. Ia berhasil menyelesaikan program doktor tersebut dengan meraih predikat summa cum laude.
Belajar banyak dari orang Jerman
Baca Juga: Relawan Uji Vaksinasi Malah Terpapar Covid-19, Ternyata Ini Alasan Pemerintah Gunakan Vaksin Sinovac
Dari unggahan Schoters di Instagram mereka memberitakan Johnyy Setiawan mengaku banyak belajar dari orang Jerman. Pada awalnya Ia sedikit terkendala dengan mentalitas orang Jerman. Menurutnya, terdapat perbedaan antara orang Jerman dengan orang Asia. Orang Jerman sangat efisien, sedangkan orang Asia lebih rajin dari orang Jerman tetapi, orang Asia tidak efisien.
“Hubungan saya dengan prang Jerman selama ini baik. Orang Jerman selalu ramah terhadap saya. Menurut pengalaman saya, jika seseorang ingin berhasil di Jerman maka orang tersebut harus punya rencana yang jelas dan terus bertahan, jika mengalami hambatan-hambatan. Juga tidak boleh menyerah, meski gagal sekaliapun. Itu saran saya,” tulis Johny Setiawan sebagaimana dilansir PRBandungRaya.com dari akun Instagram @schoters.
View this post on Instagram
***