Heboh Suara Dentuman di Lampung, Ini Penjelasan dari Tim Peneliti Itera

- 31 Januari 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi: Suara dentuman sempat terdengar di wilayah Lampung.
Ilustrasi: Suara dentuman sempat terdengar di wilayah Lampung. /Pixabay/Geralt

PR BANDUNGRAYA - Beberapa waktu lalu warga dihebohkan jatuhnya benda asing yang menghantam salah satu rumah warga di Dusun 5 Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.

Tim peneliti dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) memastikan benda asing tersebut adalah sisa batu meteor yang sampai ke Bumi atau meteorit.

Hal ini disampaikan oleh Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Robiatul Muztaba, S.Si., M.Si, Jumat 29 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Jadi Pertanyaan Besar Masyarakat, Ini Alasan Wakil Bupati Nagan Raya Berbulan-bulan Tak Masuk Kantor

"Sesuai ciri-cirinya, batu tersebut mengandung unsur logam atau stony-iron, dan sudah kami uji dengan magnet," katanya dikutip PRBandungRaya.com dari laman resmi Itera, pada Minggu, 31 Januari 2021.

Robiatul bersama peneliti lainnya, Danni Gathot Harbowo, S.Si., M.T menyampaikan bahwa meteorit tersebut dalam keadaan hangat saat jatuh di rumah warga.

"Ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat, itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran di sana," ujarnya.

Sebuah meteorit ditemukan di Lampung yang sebelumnya jatuh di rumah warga, pada Jumat, 29 Januari 2021.
Sebuah meteorit ditemukan di Lampung yang sebelumnya jatuh di rumah warga, pada Jumat, 29 Januari 2021. Dok. Humas Itera

Baca Juga: Beri Sambutan di Acara Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama, Ini Harapan Presiden Jokowi

Gathot menyampaikan dari hasil pengujian dengan magnet batuan tersebut terbukti mengandung unsur logam. Untuk detailnya, batu tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diuji.

"Terkait unsur-unsur detail batu meteorit ini akan kami analisa di laboratorium selama satu minggu ke depan, dan mudah-mudahan bisa lebih cepat, sehingga kita bisa tahu unsur-unsur di dalamnya," katanya.

Gathot juga mengimbau kepada warga untuk tidak menyalahgunakan batu meteorit tersebut.

Baca Juga: Dana BSU Tak Dianggarkan dalam APBN Tahun Ini, Bagaimana Kelanjutan Termin 3? Ini Penjelasan Ida Fauziyah

"Dikhawatirkan adanya unsur-unsur terkandung di meteorit, yang terkena panas dan tekanan akhirnya meradioaktifkan beberapa unsur. Untuk itu kami akan teliti lebih lanjut," ujar Gathot.

Dalam keterangan sebelumnya Robiatul menduga suara dentuman yang terdengar warga di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus ada hubungannya dengan fenomena jatuhnya meteorit tersebut.

Robiatul menyampaikan dentuman yang terdengar saat meteorit pecah di langit dikenal dengan fenomena fireball.

Baca Juga: Suara Dentuman dan Gemuruh Bikin Panik Warga Nyalindung Sukabumi, BMKG Langsung Beri Pernyataan

Tim peneliti Itera mengimbau warga agar tidak panik dengan adanya fenomena jatuhnya meteorit tersebut.

Tim peneliti menyampaikan memang ada fenomena hujan meteor yang terjadi di sepanjang Januari 2021 yang puncaknya terjadi pada 3-4 Januari lalu.

Sebelumnya juga dilaporkan adanya suara dentuman yang terjadi di wilayah Buleleng, Bali.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan dentuman di langit Bali diduga berasal dari meteor besar yang jatuh.

Baca Juga: VIdeo Detik-detik Pemotor di Laswi Bandung Nyaris 'Lewat' Dihajar Kereta Api

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh," kata Rhorom Priyatikanto dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Minggu 31 Januari 2021.

Rhorom yang juga astronom sekaligus peneliti madya Lapan menuturkan meteor yang mencapai permukaan Bumi tidak berpotensi bahaya.

Meteor yang diduga jatuh di Bali memiliki ukuran awal beberapa meter, lebih kecil dari asteroid di Bone.

Baca Juga: Ini yang Ditakutkan Amien Rais Soal Pam Swakarsa yang Diinginkan Kapolri: Mudah Disusupi hingga Bikin Galau

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," ujar Rhorom.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: ANTARA Itera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah