Baca Juga: Waspada Banjir, BMKG Ingatkan Potensi Hujan Berintensitas Tinggi Sepekan ke Depan
“Sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan,” tuturnya dalam konferensi pers daring melalui Zoom, Bandung, Sabtu 20 Februari 2021.
3. Tingkat Labilitas dan Kebasahan Udara
Selain itu, faktor tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek.
“Terpantau adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa, dan berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di barat Jawa termasuk Jabodetabek,” ucap dia.
4. Pasang Laut dan Faktor Lingkungan
Kemudian, pasang naik laut dan daya dukung lingkungan sangat berpengaruh terhadap cuaca ekstream terutama banjir di DKI Jakarta dan wilayah Bodetabek lainnya.
Dibandingkan dengan curah hujan yang terjadi saat ini dengan curah hujan periode yang sama di tahun sebelumnya (2020). Sebenarnya curah hujan saat ini masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan curah hujan di 2020 yang juga menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek.
“Hujan yang jatuh di sekitar Jabodetabek kemudian bermuara di Jakarta. Lalu, hujan yang jatuh di Jakarta sendiri ditambah adanya pasang naik air laut pun berpengaruh terhadap banjir, di dukung pula oleh lingkungan di wilayah Jabodetabek saat ini,” ujar dia. ***