"Tapi sudah diamati petugas keamanan kami, lalu dia menahan di depan pintu itu, dan terjadi ledakan," jelas Wilhelminus.
Saat jeda atau transisi itulah, ledakan yang diduga dari pelaku bom bunuh diri meledak.
"Terjadi di jeda antara ibadah ke dua dan ke tiga di gereja tersebut," jelasnya.
Saat itu, rencananya, ibadah akan dilakukan lagi pada pukul 11.00 WIT.
"Di proses transisi umat itulah, pelaku mendekat, dan langsung meledakkan diri."
"Perkiraan peristiwa bom bunuh diri itu pukul 10.30 WIT."
Wilhelminus mengatakan jika kondisi gereja memiliki beberapa akses masuk termasuk keluar.
Hal itu lah yang membuat umat tidak terkonsentrasi masuk dan keluar di satu pintu.
"Peristiwa terjadi setelah kami Misa kedua. Kebetulan gereja kami ada beberapa pintu masuk dan keluar."
"Tidak terkonsetrasi pada satu pintu," ungkap Wilhelminus.