Network
Putri Chandrawathi sampai saat ini belum juga menampakan diri. Kabarnya, kondisi istri sang jenderal itu masih belum stabil sehingga belum bisa dimintai keterangan.
Menanggapi hal tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, untuk mengetahui kasus Kematian Brigadir J apakah murni kasus pembunuhan berencana atau ada indikasi pelecehan seksual harus melalui penyidikan dan proses investigasi.
Baca Juga: Mitha The Virgin Diseret Warganet dalam Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Oalah Ini Sebabnya
Dalam hal ini, salah satunya adalah dengan memeriksa saksi kunci yaitu Bharada E dan Putri Candrawathi, Istri dari Irjen Pol Ferdy Sambo.
Apabila ingin seimbang maka harus berimbang, yang mana jika benar dalam kasus tewasnya Brigadir J terbukti ada pelecehan seksual, maka harus segera dilakukan pemeriksaan terhadap istri Irjen Pol Ferdy Sambo.
"Kalau seandainya betul-betul pelecehan, okelah ada trauma beberapa hari. Tapi ini dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 1 Agustus ini sudah 24 hari lah ya kira-kira. Dan ini sudah tidak wajar lah ya untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa diganggu terus menerus misalnya," kata Refly Harun dikutip dari kanal YouTubenya Reflu harun, Senin, 1 Agustus 2022.
Refly mengungkapkan kasus ini mudah namun seolah dibuat berbelit-belit sehingga semakin lama untuk mengungkap tersangka.
Baca Juga: 20 Rekaman CCTV Menunjukan Gerak-gerik Ferdy Sambo Menjelang Brigadir J Tewas, Apa yang Dilakukan?
Ia menambahkan, hasil autopsi jenazah Brigadir J masih menunggu 4 sampai 8 Minggu padahal dari pihak kuasa hukum Keluarga Brigadir J, Kamaruddin sudah memberikan bocoran bahwa ada tembakan dari belakang.
Spekulasi-spekulasi yang muncul sejak kasus tewasnya Brigadir J seharusnya bisa diselesaikan dari satu orang saja, yaitu istri irjen Ferdy Sambo.
"Seandainya Putri Candrawathi mau berkata sejujur jujurnya karena pastilah dia berada di lokasi ketika eksekusi atau tembak menembak itu terjadi," kata Refly.
