"Kemudian karena terjadi pertengkaran, si bapak pergi pulang duluan, tidak bersama-sama lagi baliknya," ucap Kamaruddin Simanjuntak.
"Dia pulang diduga naik pesawat dengan ajudan yang diduga selama ini sering menghasut, itu Inisial D," tuturnya menambahkan.
Kemudian pada tanggal 7 Juli 2022, Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan jika dia 'naik ke atas'.
"Kemudian di tanggal 7, dia mendapatkan ancaman apabila naik ke atas maka Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat akan dihabisi atau dibunuh," kata Kamaruddin Simanjuntak.
"Dia telepon lagi pada kekasih, bahwa saya akan dibunuh apabila naik keatas. Cuman kekasihnya ini tidak bertanya apa yang dimaksud dengan naik keatas ini," ujarnya menambahkan.
Kemudian keesokan harinya, Brigadir J selaku ajudan ikut kembali pulang ke Jakarta mengawal Putri Candrawathi.
Begitu tiba di rumah, ternyata Ferdy Sambo telah menunggu kedatangan mereka, padahal masih jam kantor.
"Besoknya, tanggal 8 mereka balik. Ketika mereka balik, nyampe di Jakarta, tahu-tahu sudah menunggu si bapak di rumah padahal harusnya Di kantor karena ini jam kantor toh," tutur Kamaruddin Simanjuntak.