Di Bawah Kepemimpinan Indonesia, Dewan Keamanan PBB Tetapkan 4 Resolusi

- 5 September 2020, 09:18 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. /RRI

PR BANDUNGRAYA - Dewan Keamanan (DK) PBB berhasil mengesahkan empat resolusi, salah satunya resolusi mengenai penjaga perdamaian perempuan.

Resolusi itu berhasil diadopsi secara konsensus pada 28 Agustus 2020 sebagai Resolusi DK PBB nomor 2538, dan disponsori oleh 97 negara anggota PBB, termasuk seluruh negara anggota DK PBB.

“Ini juga merupakan resolusi pertama yang diprakarsai oleh Indonesia sepanjang sejarah keanggotaannya di DK PBB selama ini,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara.

Pengesahan resolusi tersebut menjadi penting, karena untuk pertama kalinya DK PBB meloloskan resolusi yang secara khusus menyoroti peran personel perempuan penjaga perdamaian dunia.

Baca Juga: Resmi Bergabung dengan Chelsea, Kai Havertz: Mimpi yang Jadi Kenyataan

Saat ini, personel perempuan penjaga perdamaian PBB berjumlah 5.327 atau 6,4 persen dari total 82.245 personel.

Indonesia adalah salah satu kontributor personel perempuan terbesar dengan 158 personel yang bertugas di tujuh misi PBB yaitu Lebanon, Kongo, Afrika Tengah, Sudan Selatan, Darfur, Mali, dan Sahara Barat.

Sejak 1999, Indonesia telah mengirim lebih dari 570 personel perempuan ke berbagai misi pemeliharaan perdamaian PBB.

Sementara itu, tiga resolusi lain yang diadopsi selama masa kepemimpinan Indonesia di DK PBB adalah resolusi perpanjangan mandat misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon (UNIFIL), resolusi perpanjangan mandat misi pemeliharaan perdamaian di Somalia (UNSOM), serta resolusi perpanjangan rezim sanksi di Mali.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Politisi PDIP Dewi Tanjung Meninggal Dunia?

Satu resolusi usulan Indonesia mengenai penanggulangan terorisme juga telah mendapat dukungan 14 negara anggota DK PBB, namun tidak dapat disahkan karena veto oleh satu negara, yaitu Amerika Serikat.

“Seluruh negara anggota DK PBB menyesalkan penggunaan veto terhadap resolusi tersebut, tetapi Indonesia tetap berkomitmen untuk terus mendorong DK PBB memajukan pendekatan komprehensif dalam memerangi terorisme,” ujar Retno.

Dari sisi kegiatan, di bawah kepemimpinan Indonesia, DK PBB telah melaksanakan 50 kegiatan yang diselenggarakan dalam format virtual maupun pertemuan secara langsung.

Salah satu pertemuan yang berhasil diselenggarakan Indonesia guna membahas keterkaitan antara bina damai dengan pandemi Covid-19 sebagai terobosan baru. Mengingat pada awalnya sulit membawa isu pandemi ke DK PBB karena dinamika dan perbedaan pandangan anggota yang cukup tajam mengenai hal tersebut.

Dilansir dari RRI, tidak hanya pertemuan formal DK PBB, Indonesia juga memprakarsai dan memimpin berbagai pertemuan penting lainnya. 

Baca Juga: Wajib Kalian Tonton, Berikut 4 Rekomendasi Drakor Baru untuk Temani Akhir Pekan

Indonesia memimpin breakfast meeting dan Sofa Talks dengan para Duta Besar DK PBB di Kantor Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York, pertemuan dengan Sekjen PBB, briefing kepada anggota PBB di awal dan akhir Presidensi, serta briefing kepada LSM dan media yang khusus meliput mengenai PBB.

Selama memegang presidensi, Indonesia terus berupaya memainkan peran sebagai jembatan atau bridge builder, memberikan kontribusi bagi perdamaian dunia di tengah pandemi Covid-19 dan menjaga prinsip-prinsip hukum internasional.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah