16 Tahun Mengenang Munir Seorang Aktivis HAM Indonesia, Universitas Brawijaya Gelar MunirFest

- 7 September 2020, 09:39 WIB
Almarhum Munir Said Thalib.
Almarhum Munir Said Thalib. / /Instagram.com/@parlemen.mahasiswa

PR BANDUNGRAYA - 7 September selalu menjadi tanggal yang sakral bagi perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

Tepat 16 tahun lalu yang jatuh pada hari ini, seorang aktivis yang sangat peduli terhadap penegakkan HAM di Indonesia meninggal dunia, usai dibunuh menggunakan racun arsenik.

Ia tewas dibunuh di pesawat terbang ketika hendak pergi melanjutkan studi ke Belanda.

Namun, hingga sekarang belum diketahui siapa dalang dibalik pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 7 September 2020: Antam Stagnan Berkisar Rp 1.064.000 per Gram

Munir Said Thalib atau lebih dikenal Munir, meninggal di usia yang terbilang masih muda yakni 38 tahun.

Munir lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965. Sejak berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, ia sudah dikenal sebagai aktivis kampus.

Berawal dari vokalnya Munir menyuarakan pendapat pada pemerintah tentang penegakkan HAM pada masa orde baru, Munir lantas dianggap sebagai 'gangguan' bagi pemerintah.

Terutama saat kasus hilangnya mahasiswa, aktivis, dan lainnya yang diculik oleh sekelompok orang yang diberi nama Tim Mawar.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ganjil Genap di Jakarta Kembali Ditiadakan hingga Masa PSBB Berakhir?

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x