Makna Peringatan Isra Miraj 2024, Begini Kisah Lengkapnya yang Jarang DIketahui Umat Muslim

- 8 Februari 2024, 07:10 WIB
Ilustrasi Makna Peringatan Isra Miraj 2024, Begini Kisah Lengkapnya yang Jarang DIketahui Umat Muslim
Ilustrasi Makna Peringatan Isra Miraj 2024, Begini Kisah Lengkapnya yang Jarang DIketahui Umat Muslim /Dok. Freepik/

BANDUNGRAYA - Simak berikut ini adalah 3 makna peringatan Isra Miraj 2024, simak inilah kisah lengkapnya.

Peringatan Isra Mi'raj 1445 H jatuh pada hari ini, Kamis 8 Februari 2024. Isra Mi'raj merupakan perayaan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Peristiwa Isra Mi'raj ini berlangsung pada Tahun Kesedihan, di mana Nabi Muhammad SAW ditinggal istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib.

Baca Juga: DOWNLOAD GRATIS! 100 Link Twibbon Peringatan Isra Miraj 2023, Download di Sini Pilih Desain Sesuka Hati

Isra Mi'raj ini diperkirakan terjadi pada sekitar 620/621 Masehi.

Rute yang ditempuh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Mi'raj ini adalah Mekah (Masjidil Haram), Yerusalem (Masjidil Aqsha), kemudian tujuh lapis langit.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari akun Twitter MUI, Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi'raj ini memakan kendaraan Buraq, seperti kuda atau keledai.

Dalam peristiwa Isra Mi'raj itu, Nabi Muhammad SAW tidak sendiri, beliau ditemani oleh Malaikat Jibril.

Adapun Isra artinya adalah perjalanan dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Yerusalem) ditempuh dalam sebagian waktu malam.

Diketahui jarak Mekah ke Yerusalem adalah 1240 kilometer atau bisa ditempuh dengan pesawat terbang selama dua jam.

Sementara Mi'raj adalah proses di mana Nabi Muhammad SAW menembus tujuh lapis langit, bertemu dengan para Nabi terdahulu.

Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam AS, kemudian di langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa AS.

Di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf AS, kemudian di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS.

Di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun AS, di langit keenam bertemu Nabi Musa AS, dan terakhir di langit ketujuh Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

Di Mi'raj juga Nabi Muhammad SAW diperlihatkan isi surga dan neraka, kemudian berhenti di Sidratul Muntaha.

Sebelum Mi'raj, Nabi Muhammad SAW ditawari untuk minum khamr dan susu oleh Malaikat Jibril.

Namun, Nabi Muhammad SAW memilih susu, pilihan yang sesuai fitrah manusia yang benar.

Sesampainya Nabi Muhammad SAW di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat 50 kali sehari langsung dari Allah SWT.

Dari sana, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan atas usul Nabi Musa AS menjadi lima kali sehari dengan pahala yang sama dengan 50 kali sholat.

Kemudian, apa pelajaran penting dari peristiwa Isra Mi'raj ini?

Berikut ini ringkasan pelajaran yang didapat dari Isra Mi'raj sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

Pertama

Orang-orang yang mendustakan Nabi Muhammad SAW pada kisah Isra dan menganggapnya aneh.

Mereka lupa tentang sesuatu yang penting yang dikemukakan pada ayat yang Allah Ta’ala firmankan,

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra’: 1)

Allah-lah yang mengisra’kan hamba-Nya. Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengatakan bahwa ia melakukan atas kemauannya sendiri.

Orang yang mengingkari isra dan menganggap aneh sesungguhnya ia telah menyerang dan menyangkal kekuasaan Allah bukan kekuasaan Nabi Muhammad SAW.

Kedua

Peristiwa Isra Mi'raj dan sejumlah peristiwa aneh (mukjizat), Ibnu Hajar rahimahullah menuliskan dalam Fath Al-Bari (7:205).

“Semua peristiwa seperti pembelahan dada, dikeluarkannya hati, dan yang lainnya wajib diterima tanpa harus menyangkalnya atau menafsirkannya karena kemampuan Allah yang sangat mungkin, tidak ada satu pun yang mustahil dalam hal ini bagi Allah,” tulis Ibnu Hajar rahimahullah

Ketiga

Di antara hikmah Isra sebelum Mi'raj adalah keinginan untuk memperlihatkan kebenaran bagi para penentang yang ingin memadamkannya.

Sebab, seandainya dimikrajkan terlebih dahulu dari Mekah ke langit, maka tidak ada peluang bagi para pembakang untuk meminta penjelasan.

Ketika Nabi menceritakan bahwa Nabi diisrakan ke Baitul Maqdis, mereka pun menanyakan detailnya, karena mereka pernah melihatnya dan mereka mengetahui bahwa Nabi belum pernah melihatnya.

Namun, ketika Nabi menceritakan, terbuktilah kebenaran ceritanya tentang Isra ke Baitul Maqdis. Apabila cerita tersebut benar, maka benarlah semua cerita Nabi.***

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah