Network
PR BANDUNGRAYA - PT. Bio Farma harus segera membayar Rp 24 triliun kepada perusahaan Sinovac di China sebagai bentuk kerjasama pengadaan vaksin di Indonesia.
Dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI, Netty Prasetiyani selaku anggota Komisi IX DPR RI, meminta pemerintah segera menyiapkan anggaran untuk kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia.
“Pemerintah harus menyelesaikan pembayaran agar proses vaksinasi dapat segera dilakukan. Ini untuk jaminan keselamatan rakyat, jadi harus diprioritaskan. Jangan sampai pemerintah bisa menyuntik PT. BPUI untuk Jiwasraya sebesar Rp20 triliun, tapi untuk kepentingan kesehatan justru belum disiapkan,” tutur Netty.
Baca Juga: Hina Masjid Lewat Konten Video di TikTok, Pemuda Bandung Ini Diancam 6 Tahun Penjara
Netty juga mendesak pemerintah untuk segera menyusun dan mengesahkan Perpres vaksinasi agar proses vaksinasi nanti bisa segera dilanjutkan.
"Lahirnya Perpres vaksin sangat mendesak, agar proses vaksinasi dapat segera dilakukan terhadap 170 juta rakyat Indonesia. Apalagi presiden sudah memberikan instruksi bahwa Perpres harus sudah selesai dalam waktu dua minggu terhitung sejak Senin pekan lalu,” katanya.
Pihaknya menyebutkan bahwa rakyat Indonesia menanti langkah kongkret pemerintah.
“Jangan sampai yang terjadi adalah proses yang berlarut-larut dan tidak pasti. Karena rakyat sedang menanti langkah konkret pemerintah dalam menangani Covid-19," ujar Netty.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang seharusnya menjadi leading sektor harus bisa bergerak cepat karena sampai saat ini setiap harinya kasus positif baru terus memecahkan rekor.
Baca Juga: Sambut Kesembuhan Donald Trump, Joe Biden Singgung Soal Peran Masker yang Disepelekan Sang Lawan
