Inilah 5 Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia, No 3 Sudah Mulai Ditinggalkan  

23 Maret 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi. Inilah 5 Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia, No 3 Sudah Mulai Ditinggalkan   /pexels.com/Miriam Alonso/

BANDUNGRAYA.ID- Inilah 5 tradisi membangunkan sahur Ramadhan di Indonesia yang unik dan beragam, biasanya kegiatan tersebut dilakukan oleh anak-anak, remaja atau orang dewasa dengan berkeliling sekitar rumah warga.

Tradisi membangunkan sahur di Indonesia sudah berlangsung lama dan turun temurun, tradisi tersebut bertujuan membantu umat Muslim agar tidak sampai melewatkan sahur.

Berikut BandungRaya.id telah melansir dari berbagai sumber terkait tradisi-tradisi membangunkan sahur di Indonesia, meskipun terdapat tradisi yang sudah ditinggalkan:

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Ngabuburit di Indonesia, Cocok untuk Hilangkan Bosan kala Ramadhan

1. Percalan (Salatiga)

Tradisi membangunkan sahur yang pertama berada di daerah Salatiga, disini para pemuda akan tidur di mushola. Dan sekitar jam 2 dinihari para pemuda tersebut akan membawa tetabuhan seperti kentongan bambu, besi bekas, bedug. Alat-alat tersebut nantinya akan dipukul dengan irama yang enak.

Tradisi Percalan sendiri sudah berjalan lama dari puluhan tahun, sampai sekarang masyarakat di daerah Salatiga masih menjaga dan melestarikannya.

2. Ubrug-Ubrug (Kuningan)

Tradisi membangunkan sahur yang terdapat di daerah Kuningan ini sudah ada sejak 1970, biasanya tradisi ini terdiri dari 10 orang dimana masing-masing 5 orang membawa genjring, 2 orang membawa kohkol (kentongan bambu), 1 penabuh bedug dan sisanya mendorong gerobak bedug.

Baca Juga: Mengenal Hari Raya Nyepi, Sejarah dan Cara Umat Hindu Merayakan Tradisi Berdiam Diri yang Penuh Makna

Jika Anda sedang berada di daerah Kuningan saat ini, maka dipastikan akan menemukan tradisi Ubrug-Ubrug, perpaduan suara genjring, bedug dan kohkol akan menghasilkan alunan musik tradisional yang berbeda.

3. Ngarak Beduk (Jakarta)

Tradisi yang satu ini memiliki banyak sebutan berbeda, bagi masyarakat di daerah Betawi Joglo, Palmerah, Rawabelong, Condet, Buncit hingga ke Tanggerang dikenal dengan nama Ngarak Beduk. Sedangkan untuk masyarakat daerah timur Jakarta seperti Bekasi menyebutnya dengan Beduk Sahur.

Tradisi Ngarak Beduk sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Betawi, semenjak pengaruh budaya Tionghoa masuk tradisi tersebut dipadukan dengan petasan. Biasanya dalam tradisi tersebut dilakukan orang-orang dengan jumlah mencapai puluhan, namun sayang kini tradisi Ngarak Beduk di daerah Jakarta mulai luntur dan tidak diminati lagi.

Baca Juga: Tahun Kerbau Logam Tiba! Intip 8 Tradisi Rayakan Tahun Baru Imlek 2021 di Negara Tiongkok hingga Korea

4. Bagarakan Sahur (Kalimantan Selatan)

Tradisi Baragakan Sahur sebenarnya serupa dengan tradisi membangunkan sahur seperti daerah lainnya, peralatan pun serupa mulai dari babun, agung dan seruling.

Hanya saja untuk daerah Barabai, tradisi Baragakan Sahur ini menggunakan gerobak yang ditarik oleh seekor sapi sambil berkeliling kampung membangunkan sahur.

5. Dengo-Dengo (Sulawesi Tengah)

Tradisi membangunkan sahur yang terakhir berada di daerah Sulawesi Tengah, tepatnya Kota Bungku.

Baca Juga: Valentine's Day Tiba! Pernikahan Massal hingga Pasang Nama Pujaan Hati Jadi Tradisi Hari Kasih Sayang

Tradisi Dengo-Dengo sudah hadir sejak awal masuknya Islam sekitar abad ke 17. Bentuk dari Dengo-Dengo sendiri bangunan yang menjulang setinggi hampir 15 meter terbuat dari batang bambu.

Saat menjelang sahur para penjaga Dengo-Dengo itu akan menabuh gong dan gendang serta rebana, sehingga warga akan terbangun dan bersiap makan sahur.***

Editor: Resa Mutoharoh

Tags

Terkini

Terpopuler