Masuk Musim Pancaroba, Kenali Tanda-tanda Awal Kemunculan Angin Puting Beliung

28 Agustus 2020, 15:18 WIB
Ilustrasi angin puting beliung. /PEXELS/Ralph W. lambrecht

PR BANDUNG RAYA – Dalam dua hari terakhir, bencana angin puting beliung kerap terjadi menyerang warga Aceh, khususnya wilayah dataran tinggi Tanoh Gayo.

Angin puting beliung itu menghantam puluhan rumah penduduk. Bahkan, telah merusak dua rumah warga di Kabupaten Bener Meriah dan menghantam 34 unit rumah serta kantor desa di Kabupaten Aceh Tengah. 

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI,  Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang Aceh Besar, Zakaria Ahmat, menghimbau kepada masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal bencana angin puting beliung, pada Jumat, 28 Agustus 2020.

Baca Juga: Dior hingga Chanel, Inilah Fashion Item BLACKPINK di Musik Video Ice Cream

Lebih lanjut, Zakaria membeberkan informasi bagaimana mengenal tanda-tanda bencana angin puting beliung.

“Hal itu terutama ketika akan terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat,” katanya.

Menurutnya, fenomena angin puting beliung lebih banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan demikian sebaliknya. Bahkan, bisa terjadi saat musim hujan ketika kondisi cuaca pagi hari cerah dan terik.

Untuk itu, ia menghimbau masyarakat agar bisa mengetahui tanda-tanda awal saat bencana angin puting beliung akan terjadi.

“sebagai tanda-tanda alam awal puting beliung datang buka tanpa peringatan ada beberapa tanda yang menunjukan bahwa kemungkinan puting beliung akan hadir di suatu wilayah,” ujarnya.

Baca Juga: Siap-siap, PES 2021 Bakal Diramaikan oleh AS Roma usai Jalin Kerja Sama dengan Konami

Menurutnya, sebelum terjadi angin puting beliung biasanya cuaca pada malam hingga pagi hari akan terasa panas dan membuat gerah.

“Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat. Hal itu ditunjukan oleh nilai perbedaan suhu udara disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi,” katanya.

Pada biasanya, dari mulai pukul 10.00 akan terlihat tumbuh awan putih berlapis-lapis (Cumulus) dan di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi layaknya bunga kol.

Awan cumulus dengan tepian berwarna abu-abu itu kemudian akan berubah warna dengan cepat menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan CB (Cumulonimbus). Kemudian tanda  lain yang muncul di sekitar adalah pepohonan bergoyang dengan cepat.

“Ini akibat dorongan angin dan udara yang terasa dingin dan disusul hujan,” katanya.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Hoaks Obat Covid-19, Hadi Pranoto Masih Mangkir dari Panggilan Polisi

Angin puting beliung biasanya disertai hujan deras yang muncul tiba-tiba. Bisa juga terjadi angin puting beliung jika satu hingga tiga hari berturut-turut tidak ada turun hujan pada musim pancaroba.

Pada masa peralihan atau transisi masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap puting beliung yang muncul hanya di satu titik lokasi dengan luas perputaranya berkisar antar 5 sampai 10 kilometer.

“Kemunculan angin puting beliung berlangsung singkat, hanya sekitar 10 menit dan lebih sering terjadi pada masa peralihan,” katanya.

Fenomena puting beliung sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.  Zakaria menambahkan, bahwa puting beliung sulit diprediksi secara spesifik atau detail.

Baca Juga: Totalitas Lisa BLACKPINK, 4 Kali Ganti Gaya dan Warna Rambut dalam Video Klip Ice Cream

“Angin ini cukup berbahaya karena kecepatannya bisa mencapai 45-60 km per jam atau lebih dan dapat membahayakan kecepatan angin sangat kencang, sehingga menerbangkan benda-benda di sekitarnya bahkan dapat menumbangkan pohon serta dapat menghempaskan mobil yang terkena,” katanya.

BMKG menghimbau kepada semua masyarakat, jika datang bencana angin puting beliung untuk evakuasi ke rumah yang kokoh, bersembunyi di bawah meja, atau tempat tidur yang kemungkinan tidak dihantam oleh angin puting beliung.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler