Waktu Sholat di 16 Kota Indonesia Terdampak Fenomena Langka pada 3 November: Tengah Hari Lebih Awal, Kenapa?

- 2 November 2022, 18:53 WIB
Waktu Sholat di 16 Kota Indonesia Terdampak Fenomena Langka pada 3 November: Tengah Hari Lebih Awal, Kenapa?
Waktu Sholat di 16 Kota Indonesia Terdampak Fenomena Langka pada 3 November: Tengah Hari Lebih Awal, Kenapa? /pixabay/mohamed_hassan

Waktu ibadah bagi umat Muslim akan menjadi lebih cepat, tepatnya pada saat waktu Shalat Duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah) maupun waktu Shalat Subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara.

Hal ini terjadi karena durasi waktu malam hari semakin kecil dibandingkan durasi siang hari untuk belahan selatan pada umumnya yang menjadikan waktu Shalat menjadi cepat.

Sementara diwilayah utara Indonesia durasi malam hari menjadi semakin besar, terutama Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Sangir-Talaud di Sulawesi Utara, mengalami fenomena tersebut saat waktu terbenam Matahari (Maghrib) maupun waktu Isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis).

Dampak lainnya dari fenomena ini adalah panjang hari surya menjadi tepat 24 jam. Hari surya adalah durasi antara tengah hari hingga tengah hari berikutnya.

Berikut adalah faktor penyebab terjadinya tengah hari lebih awal pada 3 November

Fenomen ini terjadi karena perata waktu, Kemiringan sumbu Bumi dan kelonjongan orbit Bumi menjadi faktor pencetus fenomena ini, dimana selisih antara Waktu Matahari Sejati dengan Waktu Matahari Rata-Rata.

Kemiringan sumbu bumi menjauhi titik setimbang menuju simpangan maksimumnya yang terjadi pada September-Desember dan Maret-Juni, Matahari akan transit lebih cepat.

Dimulai dengan kelonjongan orbit Bumi terjadi saat orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, namun berbentuk elips dengan kelonjongan 1/60, yang biasa disebut aphelion.

Matahari akan menjadi lebih cepat akibat Bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion (Juli-Januari), hal tersebut membuat Matahari akan transit lebih cepat dengan puncaknya pada awal November.***

Halaman:

Editor: Raabi Ghulamin Halim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah