Angklung Jadi Tema Google Doodle, Yuk Kenali Alat Musik Tradisional Cermin Masyarakat Indonesia yang Guyub Ini

- 16 November 2022, 12:29 WIB
Angklung Jadi Tema Google Doodle, Yuk Kenali Alat Musik Tradisional Cermin Masyarakat Indonesia yang Guyub Ini!
Angklung Jadi Tema Google Doodle, Yuk Kenali Alat Musik Tradisional Cermin Masyarakat Indonesia yang Guyub Ini! /Tangkapan Layar/Google Doodle

BANDUNGRAYA.ID - Angklung jadi tema Google Doodle, yuk kenali alat musik tradisional cermin masyarakat Indonesia yang guyub ini!
 
UNESCO pada 16 November 2010 menyatakan angklung sebagai salah satu warisan dunia.
 
Alat musik tradisional suku Sunda yang terbuat dari bambu ini menjadi cermin masyarakat Indonesia yang guyub.
 
Tepat pada hari bersejarah ini, Google Doodle juga mengambil angklung sebagai tema. Yuk kenali angklung lebih dekat.
 
Sejarah Singkat Angklung
 
Angklung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
 
Suku Sunda pada 400 tahunan lalu membunyikan alat musik berbahan dasar bambu ini pada upacara menjelang masa panen.
 
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menarik perhatian Dewi Sri yang dipercaya masyarakat kala itu sebagai dewi padi dan kemakmuran.
 
Masyarakat pada masa itu berharap agar tanaman yang telah susah payah mereka tanam akan memberi hasil panen yang berlimpah.
 
Pengakuan Dunia terhadap Angklung
 
Sebagaimana telah dikemukakan, pada 16 November 2010, angklung telah diakui keberadaannya sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
 
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, disingkat UNESCO, merupakan sebuah badan dalam organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dibentuk untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dunia melalui kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, seni, dan budaya.
 
Angklung diakui UNESCO dengan predikat sebagai the Intangible Cultural Heritage of Humanity, yaitu sebuah warisan kebudayaan kemanusiaan berbentuk non-benda.
 
Angklung Cermin Masyarakat Indonesia yang Guyub
 
Melihat strukturnya, angklung tidak dapat berdiri sendiri ketika dimainkan. Hal ini karena angklung merupakan alat musik yang hanya memiliki satu nada tertentu tiap unitnya.
 
Karena karakteristiknya yang unik inilah, maka untuk menciptakan bunyi-bunyian yang selaras, angklung harus dimainkan secara bersama-sama dengan sejumlah orang.
 
Permainan alat musik berbahan dasar pipa bambu ini mencerminkan masyarakat Indonesia yang umumnya senang berkumpul dan hidup berkelompok.
 
Metamorfosis Angklung
 
Seperti telah dijelaskan, angklung hanya dapat dimainkan secara berkelompok. Hal ini karena tiap satu unit angklung hanya memiliki satu nada.
 
Pada awalnya, angklung tergolong sebagai alat musik pentatonik seperti gamelan. Artinya, alat musik ini hanya dapat memproduksi lima nada, yaitu da-mi-na-ti-la-da.
 
Namun, berkat kerja keras seorang tokoh yang karena dedikasinya diberi julukan Bapak Angklung, Daeng Soetigna, angklung akhirnya memiliki jenis diatonik.
 
Setelah angklung diatonik tercipta, kini alat musik masyarakat Sunda itu tak hanya dapat digunakan untuk memainkan tembang-tembang tradisional Sunda dan Jawa saja.
 
Angklung diatonik kini juga dapat digunakan untuk memainkan lagu-lagu populer dengan berbagai genre musik. Hal ini karena angklung telah memiliki nada diatonik, do-re-mi-fa-sol-la-si-do.
 
Angklung pun kini telah dijadikan sebagai pertunjukan seni baik pada acara-acara kenegaraan di Indonesia maupun di luar negeri.
 
Itulah angklung, alat musik tradisional Indonesia yang hari ini menjadi tema Google Doodle.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x