Permintaan Sepeda di Sumedang Mendadak Naik saat New Normal, Budi: Sekarang Harganya Tak Masuk Akal

23 Juni 2020, 08:19 WIB
SEPEDA Lipat Brompton di bawah meja.* /sepeda.me/https://www.sepeda.me/

PR BANDUNGRAYA - Ada kebiasaan baru yang digandrungi warga Sumedang pasca Pemerintah menerapkan metode new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) sebagai upaya menangani pandemi virus corona.

Sama seperti tren yang juga naik di kota-kota besar, sebut saja Jakarta dan Bandung, kebiasaan baru warga Sumedang pun bersepeda.

Kendati belum memiliki jalur yang benar-benar diperuntukkan untuk para pecinta gowes, olahraga yang satu ini mendadak digemari warga Sumedang.

Baca Juga: WHO Sebut Tingkat Infeksi Virus Corona di Jabar 6,6 Persen, Terendah di Pulau Jawa

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari laman Humas Pemkab Sumedang, Selasa 23 Juni 2020, naiknya minat masyarakat untuk bersepeda nyatanya berdampak pada tingginya permintaan alat gowes tersebut.

Budi Arianto, pemilik toko sepeda di kawasan Stadion Ahmad Yani Sumedang mengaku permintaan sepeda di tokonya mendadap naik sejak AKB diterapkan.

"Terasanya (ada peningkatan. red) pas habis lebaran. Padahal saat awal-awal corona sempat sepi, bahkan toko juga tutup karena ada PSBB (pembatasan sosial berskala besar)," ucap Budi, Senin 22 Juni 2020.

Baca Juga: Dengar Nakes Curhat Jadi Garda Terdepan Covid-19 hingga Dinyatakan Positif, Oded M. Danial Menangis

Seiring dengan hal itu, Budi yang tadinya 'kelabakan' karena tokonya dilarang beroperasi, kini dijatuhi rejeki nomplok.

Budi menyebutkan bahwa sejak tren bersepeda viral di masyarakat, omzet penjualan sepedanya naik hingga 6 kali lipat dari sebelum ada pandemi Covid-19.

Budi bahkan mengaku kewalahan melayani permintaan pelanggan yang mencari sepeda jenis MTB dan sepeda lipat.

Baca Juga: Dedi Supandi: 12,6 Persen Kuota PPDB Jabar Tahap Pertama Akan Dialihkan ke Jalur Zonasi

"Paling ramai dan banyak dicari itu sepeda MTB dan sepeda lipat. Begitu datang langsung habis, sekarang barangnya susah," kata dia.

Dalam sehari, Budi bisa menjual sepeda sebanyak 20 hingga 25 unit. Namun, ramainya permintaan sepeda juga berdampak pada kenaikan harga.

Budi menggambarkan, sepeda jenis MTB yang biasa dibanderol seharga Rp 2 juta, kini bisa naik menjadi Rp 3 juta per unit.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Alasan Mengapa Virus Corona dapat Menyebabkan Pasien Kehilangan Indra Penciuman

"Sekarang harganya sudah tidak masuk akal," ucap dia.

Budi menuturkan bahwa saat ini permintaan sepeda terus menerus berdatangan, tapi sayannya barang yang dibutuhkan cukup langka di pasaran, bahkan tidak ada.

"Fenomena lonjakan penjualan ini tidak pernah terprediksi. Apalagi di tengah kesulitan ekonomi masyarakat karena pandemi Covid-19," kata Budi.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Humas Pemkab Sumedang

Tags

Terkini

Terpopuler