Begini Cara Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk Gejala Covid-19

23 Juni 2020, 16:53 WIB
ILUSTRASI batuk.* //PIXABAY

PR BANDUNGRAYA - Riset membuktikan lima puluh persen dari pasien Covid-19 memiliki gejala batuk. Gejala batuk pada Covid-19 adalah batuk kering.

Science Alert melaporkan, selama berabad-abad, dokter telah mendengarkan berbagai jenis batuk. Suara batuk dapat membantu tenaga kesehatan mendiagnosa penyakit dasar pasiennya.

Bagi orang awam, akan sangat sulit membedakan batuk, apalagi di situasi pandemi seperti saat ini, banyak orang mulai mencari tahu batuk seperti apa yang tidak berbahaya, batuk seperti apa yang menjadi gejala Covid-19, atau bahkan gejala penyakit lainnya.

Baca Juga: John Kei, Nus Kei, dan Realitas Premanisme di Indonesia

Terkadang, batuk yang diderita oleh manusia bisa hilang dalam beberapa hari saja, tapi ada juga batuk yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu. Batuk seperti itu bisa menyebabkan lendir berdarah, perubahan warna dahak, ada gejala demam, pusing, bahkan kelelahan.

Gejala batuk pada pasein Covid-19 disebut bersifat kering, persisten, dan menyebabkan sesak napas. Sementara, gejala Covid-19 yang paling menonjol sejauh ini adalah demam dan kelelahan, serta flu. Untuk batuk, gejala itu hanya terjadi pada 50 persen pasien.

Virus corona penyebab Covid-19 mengiritasi jaringan paru-paru, batuknya kering, dan persisten, disertai dengan sesak napas dan nyeri otot.

Baca Juga: Blogger Muda Asal Rusia Tewas Mengenaskan saat Berkencan di Bali, Begini Kronologinya

Ketika penyakit berkembang, jaringan paru-paru dipenuhi dengan cairan, dan pasien mungkin merasa kesulitan mendapatkan oksigen yang cukup.

Berikut diagnosa penyakit dari batuk kering dan basah

Batuk basah memunculkan dahak dari saluran pernapasan bagian bawah (paru-paru dan saluran udara bagian bawah, berlawanan dengan hidung dan tenggorokan) ke dalam mulut.

Baca Juga: Banyak Kru Konser Kehilangan Job saat Pandemi, BTS Donasikan Dana Rp 14 Miliar untuk Crew Nation

Bunyi "basah" disebabkan oleh cairan di saluran udara dan disertai dengan bunyi saat bernafas. Saluran udara yang lebih rendah memiliki lebih banyak kelenjar sekretori daripada tenggorokan, itulah sebabnya infeksi saluran pernapasan bagian bawah menyebabkan batuk basah.

Batuk kering tidak menghasilkan dahak. Biasanya batuk dimulai di bagian belakang tenggorokan kemudian menghasilkan suara menggonggong atau kasar.

Batuk kering tidak membersihkan saluran udara, sehingga penderita sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak memuaskan.

Baca Juga: Apple Rilis iOS 14 bagi Pengguna iPhone, Simak 9 Fitur Terbarunya

Infeksi hidung dan tenggorokan menyebabkan iritasi pada area-area tersebut dan menghasilkan batuk kering yang meradang dengan sakit tenggorokan. Batuk jenis ini sering terlihat pada penderita flu atau pilek.

Berikut diagnosa penyakit yang disebabkan oleh batuk yang diawali dengan batuk kering dan akhirnya menjadi basah

Pneumonia infeksi paru-paru sering dimulai dengan batuk kering yang kadang-kadang menyakitkan dan dapat menyebabkan sesak napas yang progresif.

Baca Juga: Berani Terapkan New Normal, Media Asing Prediksi Indonesia Jadi Pusat Covid-19 Dunia

Ketika infeksi berlanjut, kantung udara paru-paru (alveoli) dapat terisi oleh sekresi peradangan seperti cairan jaringan paru-paru dan darah, dan kemudian batuk menjadi basah. Pada tahap ini, dahak menjadi berbusa dan berwarna darah.

Batuk rejan

Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri yang mempengaruhi sel-sel di saluran udara dan menyebabkan iritasi dan sekresi.

Baca Juga: Apresiasi Putusan Arab Saudi Batasi Jemaah Haji Tahun ini, Fachrul Razi: Mengedepankan Keselamatan

Gejalanya adalah batuk yang berakhir dengan suara keras, "menghirup" yang sering terdengar seperti "teriakan" yang panjang dan membuat terengah-engah. Lendir juga sering dikeluarkan setelah batuk.

Batuk yang berkepanjangan dan kuat dapat merusak saluran udara, menyebabkan patah tulang rusuk, bahkan menyebabkan robekan otot. Sehingga penting untuk mengetahui kapan bantuan medis diperlukan jika batuk terus terjadi.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler