PR BANDUNGRAYA - Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk Ukraina, Republik Georgia dan Armenia Prof. Dr. H. Yuddy Chrisnandi, S.H., M.E., menyatakan rasa bangga atas kolaborasi dua anak bangsa, terkait temuan vaksin TBC yang akan diproduksi di Ukraina.
Dua anak bangsa tersebut yakni Dr. Satria Arief Prabowo, PhD dan Petrus Freddy Cahyono.
Satria adalah Doktor termuda di Indonesia yang merupakan peneliti vaksin, sementara Petrus Freddy adalah investor outbound Indonesia dan sekaligus pemilik perusahaan Indonesia di Ukraina.
Baca Juga: Pandangan Para Menteri Soal UU Cipta Kerja: Untungkan Tenaga Kerja dan UMKM
Yuddy menyatakan bahwa vaksin hasil temuan anak bangsa tersebut akan diproduksi dan dipasarkan di Ukraina serta wilayah Eropa lainnya, dan ada kemungkinan dipasarkan di Indonesia.
Rencana produksi vaksin tersebut ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara LLC Pravitna Genius Sel dengan Immunitor Ltd (Canada) di Brovary, Ukraina pada 7 Oktober 2020.
“Ini bukan hanya berita yang menggembirakan bagi Indonesia dan Ukraina. Kerjasama produksi vaksin ini tidak semata-mata akan mendatangkan keuntungan bagi kedua negara, tetapi juga bagi kesehatan dan keselamatan umat manusia,” ujar Yuddy sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Baca Juga: Sering Dianggap Jenius, Inilah Beberapa Mitos dan Fakta yang Terjadi pada Orang Kidal
Pada kesempatan yang sama, Satria menjelaskan dalam keterangan persnya, tentang keistimewan inovatif vaksin TBC temuan timnya.
Vaksin tersebut adalah vaksin oral, bukan merupakan cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh, namun berupa tablet.
Disamping sebagai suplemen daya tahan tubuh, vaksin tersebut juga bisa langsung bereaksi pada sumber penyakit.
Baca Juga: Sambut Musim Semi, Universal Studios Jepang Akan Membuka Area Bertema Nintendo
Petrus menambahkan bahwa vaksin yang akan dikembangkan tersebut juga memiliki kemampuan untuk memproteksi sel di dalam tubuh.
Sehingga, ada kemungkinan dengan menggunakan vaksin yang dimaksud, seseorang tidak akan terjangkit oleh virus corona.
Menurut Petrus, vaksin tersebut nantinya akan dikembangkan sebagai alternatif bagi proses penyembuhan penderita Covid19.
Baca Juga: Bersuara Soal Omnibus Law Cipta Kerja, Sahabat Nikita Mirzani Jadi Perbincangan Warganet
Penting diketahui, bahwa kerjasama dalam produksi vaksin ini bukan hanya mendatangkan keuntungan bagi kedua negara, melainkan akan membawa dampak perubahan yang signifikan, terutama bagi kesehatan dan keselamatan manusia di dunia.
Rencana lebih lanjut, kedua pihak akan melakukan penelitian lebih detail dan tentang obat dimaksud sebagai alternatif pengobatan Covid-19.***