PR BANDUNGRAYA – Retweet atau cuit ulang merupakan salah satu fitur yang seringkali digunakan untuk menyebarluaskan suatu informasi di Twitter.
Kendati demikian, Twitter berencana untuk membatasi penggunaan fitur retweet pasca cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kini menuai kontroversi.
Sebelumnya, Twitter sudah menonaktifkan beberapa opsi termasuk retweet dalam cuitan Donald Trump pada Minggu, 11 Oktober 2020 lalu.
Cuitan Donald Trump ditandai sebagai cuitan yang melanggar aturan terkait penyebaran misinformasi mengenai Covid-19.
Baca Juga: LA Lakers Juara NBA 2020 Usai Kalahkan Heat dengan Skor 106-93
“Penandatanganan total dan lengkap dari Dokter Gedung Putih kemarin. Itu artinya saya tidak bisa (kebal) (terhadap virus corona-red), dan tidak bisa terpapar olehnya. Senang sekali tahu!!!,” cuitnya dalam akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump.
A total and complete sign off from White House Doctors yesterday. That means I can’t get it (immune), and can’t give it. Very nice to know!!!— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 11, 2020
Twitter diketahui menjadi salah satu platform yang rentan terhadap penyebaran informasi yang salah, dan berita bohong atau hoaks.
Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari The Verge, Twitter berupaya melakukan tindakan tanpa toleransi terhadap penyebarluasan misinformasi terkait Covid-19.
Baca Juga: Lubang Ozon di Antartika Melebar, Para Ahli Peringatkan Penggunaan Bahan Kimia Perusak Ozon
Saat ini Twitter akan melakukan filter dengan mengarahkan pengguna ke halaman yang menampilkan cuitan dari organisasi kesehatan masyarakat, dan sumber berita yang kredibel.